Seperti dilansir Reuters, Kamis (17/1/2019), wanita bernama Anastasia Vashukevich (27) bersama dua warga Belarusia lainnya dan lima warga Rusia dideportasi ke negara asal masing-masing setelah mengaku bersalah atas serangkaian dakwaan, termasuk konspirasi dan menawarkan jasa seks di Thailand.
Vashukevich menjadi sorotan dunia pada Februari tahun lalu saat mengakui dirinya memiliki rekaman audio berdurasi beberapa jam, yang diklaim bisa memberi titik terang soal dugaan keterkaitan antara para pejabat Rusia dengan terpilihnya Trump dalam pilpres AS tahun 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Imigrasi Thailand, Surachate Hakparn, menuturkan bahwa delapan warga negara asing itu bersedia untuk dipulangkan ke negara masing-masing. Proses deportasi, sebut Hakparn, dikoordinasikan dengan otoritas Belarusia dan Rusia.
Vashukevich tidak berkomentar apapun saat ditemui di Bandara Internasional Suvarnabhumi di Bangkok saat hendak dideportasi. Diketahui bahwa tahun lalu, Vashukevich mengaku takut jika dia dikirimkan ke Rusia.
Satu warga Belarusia lainnya, Alexander Kirillov (38), yang menyebut diri sebagai 'guru seks' menuturkan kepada media bahwa kelompoknya telah meminta dideportasi sejak Maret 2018. "Jika Anda pernah mendekam di penjara Thailand, Anda tidak takut apapun," ucapnya.
Baik Vashukevich maupun Kirillov dan sejumlah warga asing lainnya, ditangkap di sebuah resor tepi pantai Pattaya saat menggelar kelas pelatihan seks yang menargetkan para warga Rusia di Thailand.
Vashukevich yang juga dikenal dengan nama Nastya Rybka ini mengklaim dirinya punya bukti berupa rekaman percakapan yang menunjukkan intervensi Rusia dalam pilpres AS, melalui seorang miliarder Rusia bernama Oleg Deripaska. Vashukevich juga mengaku pernah menjadi wanita simpanan Deripaska. Klaim ini telah dibantah oleh pihak Deripaska.
Diketahui bahwa Deripaska menjadi salah satu subjek intrik politik di AS karena kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Deripaska merupakan bekas rekan bisnis Paul Manafort, mantan ketua tim kampanye Trump yang kini terjerat berbagai kasus pidana. Manafort diketahui pernah bekerja untuk Deripaska dengan membantu investasi dan menjadi konsultannya, sekitar satu dekade lalu.
Badan-badan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa Rusia mencampuri pilpres 2016 untuk mendorong kesempatan menang Trump. Otoritas Rusia telah berulang kali membantah hal itu. Trump juga menegaskan tidak ada intervensi maupun kolusi dengan Rusia.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini