Melansir dari BBC, Kamis (3/1/2019), Jaehnert menceritakan kisahnya pada 31 Desember 2018 lalu bahwa dia pertama kali tahu harga murah itu dari Twitter. Jaehnert yang berasal dari Wisconsin itu pun tak buang-buang waktu dan langsung memesannya.
Jaehnert membeli tiket first class Cathay Pacific untuk rute Boston-Hong Kong dan penerbangan lanjutan ke Hanoi di business class, seharga total US$ 1.220 (Rp 17,6 juta). Harga itu tergolong 'murah' karena biasanya tiket first class Cathay Pacific bisa mencapai US$ 18.000 (Rp 260 juta).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika saya menghitungnya, apa yang saya bayar adalah diskon 95%," imbuhnya.
Cathay Pacific mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan dengan tarif tersebut. Namun tak dijelaskan lebih jauh apa penyebabnya dan ada berapa tiket yang sudah terjual.
Pada akhirnya, Cathay Pacific menjadikan tiket murah tersebut sebagai 'hadiah tahun baru' untuk para penumpang yang berhasil mendapatkannya.
Happy 2019 all, and to those who bought our good - VERY good surprise 'special' on New Year's Day, yes - we made a mistake but we look forward to welcoming you on board with your ticket issued. Hope this will make your 2019 'special' too!
β Cathay Pacific (@cathaypacific) January 2, 2019
.#promisemadepromisekept #lessonlearnt
BBC melaporkan bahwa error tiket tersebut seolah menjadi penggenap tahun 2018 adalah tahun yang sulit bagi maskapai asal Hong Kong, Cathay Pacific.
Maret lalu Cathay Pacific mengumumkan mereka mengalami kerugian tahunan berturut-turut. Cathay Pacific juga tengah 'berdarah-darah' melawan persaingan dengan maskapai berbiaya rendah yang mencakup Hong Kong, China daratan, dan Asia Tenggara.
Pada Oktober 2018, terjadi masalah di sistem IT Cathay Pacific. Dikabarkan 9,4 juta data penumpang dalam keadaan berbahaya.
Sebulan sebelum itu, Cathay Pacific mengirimkan kembali pesawatnya ke 'toko cat' setelah salah pengerjaan di badan pesawat menjadi 'Cathay Paciic'. (rna/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini