Bahrain Bela Australia yang Akui Yerusalem Barat Ibu Kota Israel

Bahrain Bela Australia yang Akui Yerusalem Barat Ibu Kota Israel

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 17 Des 2018 16:10 WIB
Menlu Bahrain Sheikh Khalid bin Ahmed Al-Khalifa (REUTERS/Faisal Al Nasser/File Photo)
Manama - Bahrain membela Australia yang mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, saat negara-negara anggota Liga Arab lainnya melontarkan kecaman. Bahrain menilai pengakuan Australia tidak akan mempengaruhi masa depan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison, pada Sabtu (15/12), mengumumkan pengakuan Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel yang jelas menggeser kebijakan luar negeri Australia untuk Timur Tengah selama ini. Namun dalam pernyataannya, Morrison menyatakan Australia tidak akan langsung memindahkan Kedutaan Besar (Kedubes) mereka dari Tel Aviv. Pemindahan akan dilakukan begitu kesepakatan damai tercapai antara Israel dan Palestina.

Dalam pernyataannya itu, Morrison juga menekankan komitmen Australia untuk suatu hari nanti mengakui negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Morrison menegaskan bahwa Australia selalu memegang teguh solusi dua-negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti dilansir Reuters, Senin (17/12/2018), Liga Arab telah merilis pernyataan yang isinya mengkritik pengakuan Australia yang disebut 'terang-terangan berat sebelah terhadap posisi dan kebijakan pendudukan Israel'.

Namun Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khalid bin Ahmed al-Khalifa malah menyebut pernyataan Liga Arab itu 'hanya retorika belaka dan tidak bertanggung jawab'. Diketahui Bahrain juga merupakan anggota Liga Arab.

"Posisi Australia tidak berdampak pada tuntutan sah Palestina, terutama soal Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina, dan itu tidak bertentangan dengan Inisiatif Perdamaian Arab," sebut Sheikh Khalid dalam kicauannya.

Dalam pernyataan terpisah sebelumnya, Sheikh Khalid menyatakan Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap Iran, yang disalahkan oleh Bahrain sebagai pemicu kerusuhan di negara-negara Sunni. Iran telah membantah mengintervensi Bahrain.


Status kota Yerusalem menjadi salah satu hambatan terbesar dalam mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

Diketahui bahwa Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota untuk negaranya di masa depan. Namun Israel menganggap seluruh wilayah Yerusalem, baik timur maupun barat, sebagai ibu kota abadi dan tak terbagi. Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan persoalan status Yerusalem hanya bisa diselesaikan melalui perundingan.

Bahrain, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun dalam beberapa kesempatan, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan hubungan lebih hangat dengan negara-negara Teluk Arab dan melakukan kunjungan mendadak ke Oman. Israel sendiri diketahui hanya memiliki hubungan diplomatik dengan dua negara Arab, yakni Mesir dan Yordania.


Saksikan juga video 'Australia Akui Yerusalem Barat Ibu Kota Israel':

[Gambas:Video 20detik]


Bahrain Bela Australia yang Akui Yerusalem Barat Ibu Kota Israel



(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads