Dilansir dari USA Today, Kamis (13/12/2018), perubahan iklim dilaporkan telah membuat suhu di Arktik - belahan utara Bumi - tercatat menyentuh rekor titik terhangat.
Laporan pada ilmuwan dari Otoritas Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) AS menyebutkan pada Selasa (11/12), bahwa kenaikan suhu di Arktik dalam kurun 2014-2018 melebihi rekor-rekor sebelumnya sejak 1900. NOAA sendiri berada di bawah naungan Departemen Perdagangan AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu ilmuwan penyusun laporan NOAA, Emily Osborne, mengatakan kenaikan suhu udara dan lautan secara terus menerus dalam jangka panjang telah mendorong wilayah Arktik ke area yang belum pernah dipetakan sebelumnya.
Laporan NOAA juga menyatakan bahwa jumlah lapisan es musim dingin di Laut Bering menyentuh titik terendah, hampir semua lapisan es tertua dan tertebal di Laut Arktik dinyatakan hilang.
Menghangatnya suhu udara di Arktik tak hanya berpengaruh pada kehidupan beruang kutub di sana. Lebih dari itu, suhu yang tak menentu di Arktik dapat menyebabkan pola cuaca yang tak normal di AS dan bisa memancing badai musim dingin serta lingkungan di sekitarnya akan menjadi lebih dingin dari sebelumnya.
"Perubahan yang kita lihat di Arktik sangat pesat dan hal tersebut tidak dapat dijelaskan tanpa mempertimbangkan dampak yang muncul pada reaksi kimia di atmosfer," ujar ilmuwan Thomas Mote yang juga terlibat dalam penyusunan laporan.
Baca juga: Kisah Ekspedisi Hidup dan Mati ke Antartika |
Satwa-satwa liar yang ada di Arktik juga disebutkan terpengaruh oleh perubahan iklim.
"Perubahan ini merampas spesies satwa liar dari habitat mereka, dan meningkatkan ketinggian permukaan laut di seluruh dunia, mempengaruhi masyarakat dari Nome hingga New Orleans," tutur peneliti dari WWF, Margaret Williams.
NOAA memulai laporan tahunannya sejak tahun 2006. Laporan NOAA tahun ini telah dievaluasi oleh 81 ilmuwan dari 12 negara dalam pertemuan American Geophysical Union di Washington DC. (rna/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini