Wilayah Bangladesh tenggara dihuni oleh sekitar satu juta warga Rohingya, yang sebagian besar kabur dari Myanmar tahun 2017 lalu menyusul operasi militer yang digelar di negara bagian Rakhine. Di wilayah Bangladesh ini, mereka bermukim di kamp-kamp kumuh dan padat.
Batalyon Aksi Cepat (RAB) menyatakan telah menghentikan 10 pengungsi Rohingya yang terdiri dari enam perempuan muda dan empat pria di Shah Porir Dwip pada Kamis (29/11) malam waktu setempat. Mereka dicegat sebelum menaiki sebuah kapal di muara Sungai Naf yang membagi Bangladesh dan Myanmar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka akan menuju ke Malaysia melalui Teluk Benggala. Perempuan-perempuan itu usianya tidak lebih dari 22 tahun. Mereka mengira bahwa mereka bisa menikah dengan orang-orang kaya di Malaysia," ujar kepala RAB Cox's Bazar, Mahedi Hasan seperti dikutip kantor berita AFP, Jumat (30/11/2018).
Hasan mengatakan, para perempuan itu membayar masing-masing US$ 100 untuk penyelundup manusia dan kaum pria membayar hampir US$ 250. "Masing-masing dari mereka harus membayar 200.000 taka lagi (hampir US$ 2.500) setelah kapal itu melintasi perairan Thailand," tutur Hasan.
Seorang penyelundup manusia juga ditangkap bersama para pengungsi Rohinga itu.
Beberapa tahun terakhir, para penyelundup manusia telah membawa ratusan ribu pengungsi Rohingya ke Malaysia sebelum Bangladesh melancarkan operasi pada tahun 2015, setelah otoritas Thailand menemukan kuburan-kuburan massal dan kapal-kapal penuh sesak yang terombang-ambing di lautan. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini