Seperti dilansir CNN, Senin (26/11/2018), informasi soal serangan gas beracun di kota Aleppo yang kini dikuasai pemerintah Suriah ini dilaporkan oleh kantor berita Suriah, Syrian Arab News Agency (SANA).
Tidak disebut lebih lanjut pihak yang mendalangi serangan gas beracun. Dalam laporannya, SANA menyebut 'kelompok teroris' sebagai pihak yang melakukan serangan gas beracun itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan SANA yang mengutip sejumlah sumber rumah sakit setempat bahwa korban luka-luka akibat gas beracun itu mencapai 107 orang. Beberapa korban luka ini menjalani perawatan di rumah sakit, dengan luka-luka yang dialami bervariasi dari ringan hingga menengah.
SANA melaporkan bahwa militer Suriah membalas serangan itu menggempur sumber serangan gas beracun, tanpa menjelaskan lebih lanjut lokasi yang digempur.
Secara terpisah, laporan kantor berita Rusia, RIA-Novosti, menyebut sejumlah pesawat tempur Rusia menggempur target-target pemberontak Suriah. Diketahui bahwa Rusia merupakan sekutu Suriah yang mendukung pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Dalam pernyataannya, Syrian Observatory for Human Rights menyebut ada 94 warga sipil, termasuk puluhan anak-anak, yang mengalami sesak napas usai serangan gas beracun terjadi di Aleppo.
Jika serangan gas beracun ini terbukti benar terjadi, maka bukan yang pertama terjadi di wilayah Suriah. Pada Mei lalu, sejumlah kelompok aktivitas kemanusiaan Suriah melaporkan adanya serangan gas brutal di kota Douma, Ghouta Timur. Serangan gas beracun itu ditargetkan untuk sisa-sisa pemberontak di Douma, namun menewaskan puluhan warga sipil.
Saksikan juga video 'Nestapa Aleppo, Hidup dalam Teror':
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini