Seperti dilansir Hurriyet Daily News, Sabtu (24/11/2018), laporan terbaru itu soal momen mutilasi jenazah Khashoggi itu diungkapkan surat kabar Sabah pada 23 November kemarin. Tidak disebut lebih lanjut sumber laporan surat kabar Sabah itu.
Namun disebutkan dalam laporan itu bahwa pakar forensik dan autopsi Saudi, Dr Salah Muhammad al-Tubaigy, sebagai sosok yang memutilasi jenazah Khashoggi. Al-Tubaigy merupakan salah satu dari 15 warga Saudi yang dikirim ke Istanbul dan diduga kuat menghabisi nyawa Khashoggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut surat kabar Sabah, Al-Tubaigy menggunakan alat suntik dan pisau bedah dalam prosedur mengerikan itu. Peralatan-peralatan itu dibawa ke Turki dengan koper, sebelum Khashoggi dibunuh.
"Jenazah Khashoggi ditelanjangi. Tubaigy mengambil darah dari pembunuh darahnya dan membiarkannya mengalir ke wastafel kamar mandi. Tubaigy juga yang memutilasi jenazahnya," sebut surat kabar Sabah dalam laporannya.
"Tubaigy terlatih dalam forensik di University of Glasgow, dan beberapa waktu lalu dia memperkenalkan proyeknya dalam sebuah seminar di Australia, yang membahas soal perlengkapan autopsi secara portabel," imbuh laporan itu.
Laporan koresponden Hurriyet, Toygun Atilla, pekan lalu menyebutkan bahwa tim Saudi juga menggunakan koagulan -- zat mempercepat pembekuan darah -- untuk menghentikan pendarahan saat proses mutilasi dilakukan.
Tubaigy yang merupakan pakar forensik pada Divisi Bukti di Kementerian Dalam Negeri Saudi ini, diketahui mendapatkan gelar Master pada forensik medis dari University of Glasgow tahun 2004. Pihak universitas tersebut enggan berkomentar.
Sebelumnya dilaporkan bahwa salah satu rekaman audio berdurasi 7 menit, yang menjadi bukti kasus Khashoggi, menunjukkan momen ketika Tubaigy memimpin proses brutal terhadap jenazah Khashoggi. Tubaigy diidentifikasi oleh sumber anonim, sebagai sosok yang meminta anggota tim Saudi lainnya memakai headphone saat dia bersiap melakukan mutilasi.
"Ketika saya melakukan tugas ini, saya mendengarkan musik," demikian ucapan Tubaigy saat proses mutilasi, seperti diungkapkan sumber anonim yang dikutip Hurriyet, beberapa waktu lalu.
Khashoggi (60) yang seorang wartawan senior dan kolumnis The Washington Post, tewas dibunuh di dalam Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Otoritas Saudi telah mengakui Khashoggi dibunuh dan dimutilasi setelah upaya membujuknya kembali ke Saudi gagal dilakukan. Terlepas dari pengakuan itu, otoritas Saudi menyatakan masih belum mengetahui keberadaan jenazah Khashoggi.
Otoritas Turki yang menyelidiki kasus ini secara menyeluruh, mengeluhkan kurangnya kerja sama dari pihak Saudi. Salah satunya penolakan permintaan Turki untuk bisa mengambil sampel air dari sumur di kediaman Konsul Jenderal Saudi, yang terletak tak jauh dari Konsulat Saudi.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini