Seperti dilansir AFP, Sabtu (24/11/2018), tujuh korban tewas terdiri atas empat anak-anak dan tiga wanita. Mereka dilaporkan tewas akibat banjir yang menerjang wilayah Al-Sharqat, yang berjarak 250 kilometer sebelah utara ibu kota Baghdad, pada Jumat (23/11) waktu setempat.
Wali Kota Al-Sharqat, Ali Dawdah, menyebut ada tiga orang yang masih hilang dan belum diketahui keberadannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Qatar Dilanda Banjir, Aktivitas Warga Lumpuh |
Diketahui bahwa beberapa minggu terakhir, Irak dan beberapa negara lainnya dilanda hujan yang lebih lebat dari biasanya. Situasi itu memicu bencana alam yang merenggut korban jiwa dan kerusakan material secara luas.
Perdana Menteri Irak, Adel Abdel Mahdi, telah mengumumkan pembentukan 'sel krisis' pada pasukan keamanan dan otoritas setempat untuk membantu koordinasi cepat tanggap bencana semacam ini.
"(Sel krisis) Itu akan didukung oleh sejumlah helikopter dan kendaraan berat akan mengintervensi secepat mungkin dan melakukan operasi penyelamatan," sebut kantor PM Irak dalam pernyataannya.
Secara terpisah, Presiden Irak Barham Salih menyampaikan belasungkawa untuk keluarga korban via Twitter. Presiden Salih menyebut bencana banjir ini sebagai 'insiden menyakitkan yang menegaskan perlunya rekonstruksi dan layanan publik'.
Baca juga: Hujan Lebat, Bangunan Suci di India Terendam |
Irak merupakan salah satu negara dengan suhu udara terpanas di dunia. Namun saat hujan deras mengguyur, Irak bisa dilanda banjir karena memburuknya infrastruktur publik akibat konflik. Tahun 2015 lalu, sedikitnya 58 warga Irak tewas akibat banjir dan tersengat listrik akibat hujan deras yang terus mengguyur.
(nvc/rna)