Melansir dari AFP, Sabtu (17/11), The Washington Post melaporkan pejabat-pejabat AS yang familiar dengan kesimpulan CIA ini menyatakan Khalid yang merupakan Dubes Saudi untuk AS pernah menelepon Khashoggi agar datang ke Konsulat Saudi di Istanbul untuk pengurusan berkas pernikahan. Khalid juga menyampaikan menjamin keamanan Khashoggi.
Tidak jelas apakah Khalid yang disuruh MBS untuk menelepon Khashoggi itu tahu bahwa Khashoggi akan dibunuh di Konsulat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tak pernah berbicara dengan dia lewat telepon dan tentu saja tidak pernah menyarankan dia pergi ke Turki untuk alasan apa pun," demikian postingan Pangeran Khalid di Twitter seperti dilansir New York Times, Sabtu (17/11).
Juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington, Fatimah Baeshen, juga mengatakan, Khalid dan Khashoggi tak pernah membahas "apapun terkait pergi ke Turki". Dikatakannya, klaim yang disampaikan dalam kesimpulan CIA tersebut adalah palsu.
Media ternama AS The New York Times yang mengutip sumber-sumber pejabat AS melaporkan, Sabtu (17/11), kesimpulan CIA tersebut didasarkan pada besarnya kekuasaan MBS atas Saudi sehingga pembunuhan tersebut tak mungkin terjadi tanpa persetujuannya. Kesimpulan CIA juga didasarkan pada sadapan telepon MBS beberapa hari sebelum pembunuhan dan panggilan telepon oleh anggota tim pembunuh ke seorang pejabat dekat MBS.
Pejabat-pejabat AS mengatakan, beberapa minggu terakhir CIA yakin bahwa MBS terlibat dalam pembunuhan Khashoggi namun CIA enggan menyimpulkan secara pasti bahwa MBS memerintahkan pembunuhan tersebut. Namun kini CIA berubah pandangan seiring munculnya bukti-bukti baru, termasuk penyadapan telepon yang menunjukkan seorang anggota tim pembunuh menelepon orang dekat MBS dan mengatakan "bilang ke bosmu" bahwa misi telah selesai.
Simak Juga 'CIA: Putra Mahkota Dalang Pembunuhan Khashoggi, Bagaimana Bisa?':