Chen Wenling, CEO China Center for International Economic Exchanges (CCIEE), sebuah lembaga kajian ekonomi China, menyampaikan kemajuan program pengentasan kemiskinan di China dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.
"Dulunya sebelum ada pembaharuan, ada 770 juta warga miskin di China, tapi sekarang tinggal 30 juta lebih warga miskin," ujar Chen kepada rombongan wartawan termasuk detikcom dan akademisi Indonesia yang berkunjung ke kantor pusat CCIEE di Beijing atas undangan Kedutaan Besar China di Indonesia pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chen pun menjelaskan bahwa kategori miskin yang dimaksud adalah jumlah pendapatan kurang dari US$ 1 per hari.
Chen pun menyebut tentang rencana ambisius China, Belt and Road Initiative (BRI) atau Inisiatif Sabuk dan Jalan, yang dikatakannya sebagai platform bagi China berkembang bersama negara-negara lain.
"Itulah sebabnya kenapa kami mau membuat satu platform untuk berkembang bersama dan membantu agar kita sama-sama bisa menjadi negara kuat. Kami ingin membantu tetangga kami bila kami memang bisa dan untuk membagikan pengalaman dan konsepsi kita bersama," ujar Chen.
BRI merupakan Jalan Sutera abad 21 yang mengangkat visi, globalisasi ala China. Proyek ini diumumkan Presiden Xi Jinping pada tahun 2013 dan mengajak puluhan negara lain untuk ikut terlibat.
"Jalan sutera adalah suatu simbol dari kebudayaan kuno, jalan perdagangan yang sejak dulu telah populer dan kami sedang membangkitkan kembali konsepnya, yaitu untuk mengembangkan perekonomian bersama," tuturnya.
"Dan kita juga memperoleh banyak pengalaman dan kesempatan yang akan kami bagikan ke negara-negara, yang keuntungannya bukan hanya untuk China tapi untuk semua negara," imbuhnya.
Jalan Sutera China ini akan mencakup wilayah darat dan laut. Jalur darat mulai dari China melewati Eropa Timur lalu berakhir di Eropa Barat.
Sedangkan jalur maritim akan melewati Vietnam, Malaysia, Indonesia, India. Dari Asia, Jalur Sutera akan melewati Afrika Timur yaitu menuju Kenya, Somalia dan melewati Teluk Aden, dan Laut Merah. Setelah itu, dari Afrika Timur akan berlanjut ke Afrika Utara melalui Terusan Suez dan menuju ke Italia.
Untuk mewujudkan rencana ambisius Presiden Xi Jinping ini, dana yang dikucurkan sangat fantastis, mencapai triliunan dolar yang diperoleh dari pinjaman bank, negara-negara yang terlibat dan dari pemerintah China sendiri. (ita/ita)