Hal tersebut disampaikan Hatice Cengiz dalam kolom opini untuk surat kabar ternama AS, The Washington Post, di mana Khashoggi merupakan penulis kolom tetap dan kerap mengkritik sejumlah kebijakan pemerintah Saudi.
Jurnalis veteran Arab Saudi itu hilang pada 2 Oktober lalu setelah memasuki gedung konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus berkas-berkas untuk keperluan pernikahannya dengan Cengiz, yang merupakan warga negara Turki. Sumber-sumber pemerintah di Turki menyatakan, kepolisian Turki meyakini bahwa jurnalis tersebut telah dibunuh di dalam gedung konsulat. Tuduhan ini telah dibantah pemerintah Saudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cengiz menuliskan, dirinya yakin akan kemampuan pejabat-pejabat pemerintah Turki untuk menyingkap kasus ini.
"Pada saat ini, saya memohon kepada Presiden Trump dan Ibu Negara Melania Trump untuk membantu menyingkap hilangnya Jamal," tulis Cengiz di The Washington Post seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (10/10/2018).
"Saya juga menyerukan Arab Saudi, khususnya Raja Salman dan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, untuk menunjukkan tingkat sensitivitas yang sama dan merilis rekaman CCTV dari konsulat," tulis Cengiz.
Sebelumnya pada Senin (8/10) waktu setempat, Trump menyatakan prihatin akan kasus hilangnya Khashoggi dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerukan penyelidikan menyeluruh atas kasus ini.
Khashoggi meninggalkan Saudi pada September 2017 lalu untuk bermukim di AS guna menghindari penangkapan atas sikap kritisnya terhadap pemerintah Saudi. Mantan penasihat pemerintah Saudi itu, telah secara terang-terangan mengkritik Putra Mahkota Saudi, dan menudingnya memperkenalkan era baru "ketakutan, intimidasi, penangkapan dan penghinaan publik." (ita/ita)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 