Dalam wawancara eksklusif empat mata dengan CNN di Lyon, Prancis, seperti dilansir CNN, Rabu (10/10/2018), Grace menyebut dirinya sempat menerima panggilan telepon bernada ancaman dari orang asing setelah suaminya hilang misterius sejak pergi ke China pada 25 September lalu. Disebutkan Grace, orang asing itu mengatakan kepadanya bahwa ada 'dua tim' yang akan mendatangi dan menargetkan dirinya.
Awal pekan ini, otoritas China mengakui bahwa Meng ada dalam penahanan mereka dan sedang diselidiki oleh Komisi Pengawasan Nasional -- badan antikorupsi China -- atas dugaan menerima suap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berbicara soal dua putra kembarnya yang kini berusia 7 tahun, Grace tidak bisa menahan air mata. Dituturkan Grace bahwa dirinya tidak memberitahu kedua putranya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada ayah mereka. Grace mengaku dirinya berusaha menjauhkan kedua putra kecilnya itu dari televisi agar mereka tidak mendengar berita-berita soal ayah mereka.
"Mungkin mereka bisa merasakan bahwa sesuatu telah terjadi," ucapnya merujuk pada kedua putranya. Diketahui bahwa Grace bersama Meng dan dua putranya tinggal di Prancis yang menjadi basis Interpol, sejak Meng terpilih menjabat Presiden Interpol tahun 2016 lalu.
Saat kedua anaknya memergoki dirinya menangis, Grace akan menyebut dirinya sedang sakit flu. "Saya tidak ingin menghancurkan hati mereka. Saya sangat -- Anda tahu hati saya, Anda tahu emosi saya. Mereka (otoritas China-red) suka bertindak diam-diam, di ruangan gelap," ujarnya.
Ketika berbicara kepada CNN, Grace terus menyembunyikan wajahnya. Telepon genggamnya sempat tiga kali berbunyi, tanda ada panggilan masuk. Dituturkan Grace Konsulat China telah menghubungi dirinya terus-menerus, tapi dia menolak untuk menemui mereka sendirian dan hanya akan bersedia datang jika didampingi media dan pengacara.
Otoritas China tidak memberikan penjelasan secara detail dan transparan soal kasus yang menjerat Meng. Bahkan pihak Interpol menyatakan sangat menyesalkan langkah otoritas China, yang tidak sejak awal memberitahukan kasus yang menjerat Meng, yang kini telah mengundurkan diri.
Mengetahui suaminya ditahan di China, Grace mengaku tak tahu apakah dirinya akan punya kesempatan untuk kembali bertemu Meng. "Saya sangat merindukannya. Itulah mengapa saya selalu terbangun di malam hari," ucapnya.
Lebih lanjut, Grace membela suaminya sebagai pria yang tidak bersalah dan mengkritik pemerintah China atas kurangnya transparansi dalam penahanan suaminya. "Dia sosok yang memiliki integritas, dia sangat mematuhi hukum dan dia telah bekerja sepanjang hidupnya untuk membantu membangun masyarakat yang didasarkan pada penegakan hukum," tegasnya.
Saat ditanya mengapa dirinya berbicara kepada publik seperti ini, Grace menjawab: "Untuk seluruh anak-anak di China, untuk seluruh istri-istri di China, untuk seluruh ... ayah, ibu di China."
Dituturkan Grace bahwa suaminya sebenarnya sejak lama mengkhawatirkan otoritas China akan mengincar dirinya, setelah menyadari ada banyak orang hilang tanpa jejak. Grace menyebut banyak warga lanjut usia di China yang kehilangan anak-anak mereka yang sudah dewasa, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.
"Mereka meninggal tapi tidak bisa melihat anak-anak mereka, putra mereka, putri mereka -- mereka hilang. Anda bisa bayangkan. Saya memiliki tanggung jawab untuk membantu orang lain," tandasnya.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini