Meretas Fasilitas Anti-Doping Olimpiade, 7 WN Rusia Didakwa di AS

Meretas Fasilitas Anti-Doping Olimpiade, 7 WN Rusia Didakwa di AS

Rina Atriana - detikNews
Jumat, 05 Okt 2018 15:03 WIB
Bendera Rusia (Foto: Dok. Anadolu Agency)
Moskow - Sebanyak 7 warga negara Rusia didakwa atas kasus dugaan peretasan (hacking) fasilitas anti-doping Olimpiade. Salah satu tujuan peretasan adalah untuk melakukan pencucian uang.

Dikutip dari ABC News, Jumat (5/10/2018), kasus ini ditangani otoritas AS, termasuk Jaksa AS untuk distrik sebelah barat Pennsylvania. Para terdakwa berkomplot melakukan konspirasi untuk sebuah kejahatan siber dengan mencuri identitas dan mencuci uang.

Agen mata-mata militer Rusia, GRU, ikut dituduh tersangkut dalam aksi kejahatan siber ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini terbukti dari tuduhan dalam dakwaan hari ini bahwa para terdakwa dipercaya bisa menggunakan anonimitas untuk bertindak dengan bebas hukuman. Untuk melemahkan lembaga-lembaga internasional dan untuk mengalihkan perhatian dari kesalahan pemerintah mereka sendiri," kata Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional AS John C. Demers.


Kasus kejahatan siber ini diyakini tak terkait dengan penyelidikan khusus AS untuk menyelidiki dugaan campur tangan rusia di pemilu presiden AS 2016.

Tiga dari tujuh terdakwa merupakan agen rahasia yang juga didakwa oleh penasihat khusus Robert Mueller pada Juli 2018 lalu. Ketiganya dituduh meretas Komite Nasional Demokrat dan situs kampanye Hillary Clinton.

Dalam dakwaan terbaru, aksi para WN Rusia itu dirancang untuk melemahkan lembaga anti doping, baik itu milik AS maupun Badan Anti-Doping Dunia (WADA) dan Federasi Internationale de Football (FIFA).


Seperti diketahui, atlet Rusia sempat terkena skandal doping pada 2017 lalu. Parat atlet Rusia bahkan dilarang tampil di Olimpiade Musim DIngin di Pyongchang, Korsel. Diduga Rusia berada di balik program doping ilegal tersebut.

Para hacker Rusia itu diduga menggunakan perangkat lunak perusak, phishing tombak, dan persona fiktif untuk mencoba masuk ke jaringan yang ditargetkan.

Ketika upaya itu gagal, para operator Rusia diduga mengirim tim teknis dengan peralatan canggih untuk mencoba mendekati target mereka dan menyusup ke jaringan mereka melalui jaringan Wi-Fi. (rna/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads