Belanda Usir 2 Mata-mata Rusia soal Plot Serangan ke Lab Novichok

Belanda Usir 2 Mata-mata Rusia soal Plot Serangan ke Lab Novichok

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 15 Sep 2018 16:20 WIB
Gas saraf Novichok dipakai dalam serangan terhadap eks mata-mata Rusia, Sergei Skripal, di Salisbury, Inggris (AFP Photo/Ben STANSALL)
Amsterdam - Dinas Intelijen Belanda menangkap dua orang yang diduga mata-mata Rusia. Keduanya dicurigai berencana menyerang sebuah laboratorium di Swiss yang sedang menyelidiki racun Novichok yang dipakai menyerang eks mata-mata Rusia, Sergei Skripal.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (15/2018), penangkapan dua orang terduga mata-mata Rusia ini dilaporkan oleh surat kabar Belanda, NRC dan surat kabar Swiss, Tages-Anzeiger pekan ini. Identitas keduanya tidak disebut, namun diyakini mereka bekerja untuk Badan Intelijen Militer Rusia atau GRU.

Kedua orang itu disebut berencana menyerang Laboratorium Spiez di dekat Bern, Swiss. Keduanya ditangkap di Belanda dan telah diusir keluar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dilaporkan NRC dan Tages-Anzeiger bahwa kedua orang itu ditahan pada 'awal-awal tahun ini' oleh Intelijen Militer Belanda (MIVD) yang bekerja sama dengan beberapa negara lainnya. Usai ditahan, keduanya diusir keluar dari wilayah Belanda.

"Dua orang itu, menurut sumber-sumber dalam penyelidikan, membawa perlengkapan yang akan mereka gunakan untuk meretas jaringan komputer (Laboratorium Spiez)," sebut laporan dua surat kabar itu.

Saat serangan itu direncanakan, Laboratorium Spiez sedang menganalisis data terkait serangan gas beracun di Suriah dan menganalisis gas saraf Novichok yang dipakai dalam serangan terhadap Skripal dan putrinya, Yulia, di Salisbury, Inggris, pada 4 Maret lalu. Laboratorium itu juga diketahui melakukan tugas analisis untuk Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang berbasis di Den Haag, Belanda.


Rincian soal penangkapan dua orang terduga mata-mata Rusia itu tidak diungkap lebih jelas. Namun pada 26 Maret lalu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengumumkan pengusiran 'dua pekerja intelijen Rusia dari Kedutaan Besar Rusia' sebagai tindak lanjut dari kasus Skripal.

Secara terpisah, Dinas Intelijen Swiss (SRC) mengonfirmasi bahwa mereka mengetahui penangkapan dan pengusiran itu. "Kasus mata-mata Rusia ditemukan di Den Haag dan kemudian diusir dari Den Haag diketahui oleh otoritas Swiss," sebut juru bicara SRC, Isabelle Graber, kepada AFP.

"(SRC) Secara aktif berpartisipasi dalam operasi ini, berkolaborasi dengan mitra Belanda dan Inggris dalam mencegah tindakan ilegal terhadap infrastruktur Swiss yang penting," imbuhnya.


Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengecam laporan tersebut. Lavrov mengaku tidak percaya bahwa penangkapan semacam itu bisa tidak terendus oleh media sejak awal. "Saya tidak percaya bahwa peristiwa semacam itu yang melibatkan tiga negara Eropa lolos dari perhatian media," ucapnya.

Dalam laporannya, NRC dan Tages-Anzeiger juga menyatakan bahwa dua orang terduga mata-mata Rusia yang ditangkap dan diusir Belanda itu berbeda dengan dua pria Rusia yang dituduh berupaya membunuh Skripal dengan racun Novichok. Beberapa waktu lalu, otoritas Inggris merilis identitas dan foto dua pria Rusia bernama Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov yang diduga mendalangi serangan terhadap Skripal dan putrinya.




Tonton juga 'Diplomat Rusia Diusir Berjemaah di Berbagai Negara':

[Gambas:Video 20detik]

(nvc/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads