839 Demonstran Rusia Ditangkap Saat Memprotes Reformasi Pensiun

839 Demonstran Rusia Ditangkap Saat Memprotes Reformasi Pensiun

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 10 Sep 2018 12:13 WIB
Warga lansia ditahan polisi Rusia dalam unjuk rasa memprotes reformasi pensiun (REUTERS/Anton Vaganov)
Moskow - Sedikitnya 839 orang ditahan polisi dalam unjuk rasa di sejumlah kota di Rusia pada Minggu (9/9) waktu setempat. Unjuk rasa itu memprotes reformasi aturan soal pensiun yang diajukan pemerintah Rusia.

Seperti dilansir CNN dan AFP, Senin (10/9/2018), unjuk rasa digelar serentak di berbagai kota di Rusia pada Minggu (9/9) waktu setempat, untuk memprotes rencana pemerintah menaikkan batasan usia pensiun.

Unjuk rasa ini digelar oleh para pendukung tokoh oposisi, Alexei Navalny, yang kini ditahan polisi Rusia karena menggelar unjuk rasa tanpa izin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilaporkan media lokal Rusia dan organisasi pemantau penahanan OVD-Info bahwa penahanan terbanyak terjadi di kota St Petersburg, yang merupakan kota terbesar kedua di Rusia. Sedikitnya ada 354 orang yang ditahan polisi di St Petersburg.


Foto-foto yang beredar luas dari unjuk rasa di St Petersburg menunjukkan ada seorang bocah laki-laki dan seorang warga lanjut usia yang ikut ditangkap polisi. Selain St Petersburg, penahanan besar-besaran juga terjadi di wilayah Ekaterinburg.

Rencana pemerintah untuk menaikkan batasan usia pensiun ke 60 tahun untuk wanita dan 65 untuk pria, menuai kemarahan publik yang tergolong langka di Rusia. Angka kepuasan Presiden Vladimir Putin juga menurun akibat kemarahan publik ini.

Naiknya batasan usia pensiun, yang merupakan pertama kalinya dalam 90 tahun terakhir, akan menempatkan Rusia di posisi sama dengan negara-negara Barat. Namun para pengkritik menekankan pada rendahnya angka harapan hidup di Rusia yang berarti akan lebih banyak warga Rusia yang tidak akan pernah mendapatkan uang pensiun mereka.


Laporan koresponden AFP menyebut sedikitnya 2 ribu orang ikut unjuk rasa di ibu kota Moskow. Para demonstran meneriakkan seruan berbunyi 'Putin adalah pencuri' dalam aksinya.

"Mereka menghabiskan uang untuk militer di Suriah, di Ukraina, untuk teman-teman presiden (Putin-red), tapi tidak untuk para pensiunan," sebut salah satu demonstran bernama Olga Chenushka (44) yang berprofesi sebagai manajer keuangan.

Televisi lokal, TV Rain, melaporkan satu korespondennya, Masha Borzunova, dipukul polisi dengan tongkat saat meliput unjuk rasa di Moskow. "Yang lain dipukul lebih keras. Jangan khawatir soal saya," sebutnya via Twitter.

(nvc/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads