Pameran Spoga+Gafa merupakan pameran terkemuka di Jerman dan dunia. Pameran ini menempati luas area 225.000 meter persegi dan memfokuskan pada produk outdoor, termasuk produk furnitur.
Pada kesempatan tersebut, Konjen RI Frankfurt didampingi oleh konsul muda ekonomi, mengunjungi pameran untuk memberikan dukungan kepada para peserta Indonesia yang berjumlah 22 perusahaan. Dalam kunjungan tersebut, Perwakilan Kamar Dagang Industri Jerman di Indonesia (Ekonid) turut mendampingi.
"Pameran tahunan Spoga+Gafa merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mempromosikan produk furnitur Indonesia, tidak hanya untuk pasar Jerman, tetapi juga pasar dunia mengingat para buyer datang dari berbagai negara, baik dari daratan Eropa maupun Amerika bahkan Timur Tengah. Produk furnitur Indonesia berpotensi untuk menjadi market leader di dunia," ujar Konjen RI Frankfurt Toferry P. Soetikno dalam rilis pers KJRI Frankfurt yang diterima detikcom, Kamis (6/9/2018).
Konjen juga berpesan agar mereka terus mempertahankan kualitas produk sehingga kepercayaan para buyer dapat dipertahankan. Selain itu, ditekankan pula pentingnya memperhatikan aspek Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atas produk-produk furnitur yang sudah didaftarkan oleh perusahaan dari negara-negara lain, agar ke depannya para pengusaha furnitur Indonesia tidak ada yang mengalami permasalahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produk-produk furnitur yang ditawarkan oleh peserta Indonesia mempunyai desain dan kualitas yang bagus yang dapat memenuhi selera masyarakat Eropa dan internasional. "Alhamdulillah, penjualan furnitur kami ke Eropa dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup stabil," ungkap salah satu peserta asal Indonesia, yang secara umum juga dirasakan oleh para peserta Indonesia lainnya.
Selain Jerman, para buyer yang menghadiri pameran dan membeli produk Indonesia berasal dari Inggris, Spanyol, Italia, Austria, Swiss, Norwegia, Swedia, hingga Amerika Latin dan Timur Tengah seperti Dubai.
Beberapa pengusaha furnitur Indonesia yang berpartisipasi dalam pameran itu menyebutkan, pesaing berat Indonesia dalam bidang furniture adalah pengusaha-pengusaha dari China dan Vietnam. Strategi yang mereka gunakan adalah harga yang lebih rendah. Namun para pengusaha Indonesia tetap optimis bahwa pasar Eropa terutama Jerman tetap berorientasi pada kualitas daripada harga.
"Kami yakin bahwa para buyer lebih banyak yang mengutamakan kualitas produk yang benar-benar bagus untuk membangun kepercayaan jangka panjang," ujar salah satu pengusaha peserta pameran bernama Markus dari PT. Javanesia Teakindo.
Menjadi catatan positif dalam pameran ini adalah adanya perusahaan dari Indonesia, di antaranya PT. Khavindo Mebel Indonesia dan Casa Java Furniture yang hampir 80% buyernya adalah perusahaan dari negara Jerman. Ada beberapa perusahaan besar Jerman yang merupakan pembeli produk-produk furnitur dari Indonesia. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini