AS Akan Bertindak Jika Suriah Kembali Pakai Senjata Kimia di Idlib

AS Akan Bertindak Jika Suriah Kembali Pakai Senjata Kimia di Idlib

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 05 Sep 2018 15:01 WIB
Ilustrasi (LOUAI BESHARA/AFP)
Washington DC - Pasukan pemerintah Suriah dikhawatirkan akan menggempur habis-habisan wilayah Idlib yang masih dikuasai pemberontak. Amerika Serikat (AS) pun memperingatkan rezim Presiden Bashar al-Assad bahwa pihaknya akan merespons 'dengan cepat dan pantas' jika senjata kimia digunakan lagi.

Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (5/9/2018), juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, menyatakan AS memantau secara saksama perkembangan situasi di Provinsi Idlib. Pasukan pemerintah Suriah diperkirakan akan melancarkan serangan terhadap pemberontak di Idlib, yang dikhawatirkan memicu bencana kemanusiaan baru.

"Biar kami perjelas, kami tetap ada pada posisi tegas kami bahwa, jika Presiden Bashar al-Assad memilih untuk kembali menggunakan senjata kimia, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya akan merespons dengan cepat dan secara pantas," sebut Sanders.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Gedung Putih-red) Memantau secara saksama situasi di Provinsi Idlib, Suriah, di mana jutaan warga sipil tak berdosa ada di bawah ancaman serangan segera rezim Assad, yang didukung Rusia dan Iran," imbuhnya.


"Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa serangan semacam itu akan menjadi eskalasi sembrono bagi konflik yang sudah tragis dan akan membahayakan nyawa ratusan ribu orang," ucap Sanders.

Dituturkan Sanders, AS akan bekerja bersama sekutu-sekutunya untuk mencari solusi diplomatik yang bertahan lama untuk menyelesaikan konflik di Suriah, di bawah bantuan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) 2254.

Dalam 1,5 tahun terakhir, Presiden AS Donald Trump sudah dua kali memerintahkan serangan udara yang dipimpin militer AS terhadap target-target di Suriah. Serangan-serangan udara itu dilancarkan untuk merespons apa yang disebut AS sebagai penggunaan senjata kimia oleh pasukan rezim Assad.

Dalam kicauan via Twitter pada Senin (3/9), Trump memperingatkan Assad dan sekutunya, Iran dan Rusia, untuk tidak melancarkan 'serangan secara sembrono' terhadap Provinsi Idlib. Dia memperingatkan bahwa ratusan ribu orang bisa saja tewas akibat serangan itu.


Kremlin atau Kantor Kepresidenan Rusia pada Selasa (4/9) waktu setempat, mengecam peringatan Trump untuk Suriah itu. Kremlin menyebut wilayah Idlib sudah menjadi 'sarang terorisme'.

Provinsi Idlib menjadi markas kuat terakhir bagi pemberontak yang semakin terdesak oleh pemerintah Suriah. Provinsi itu banyak ditinggali warga sipil dan pemberontak yang dievakuasi dari kantong-kantong pemberontak lainnya yang berhasil direbut kembali oleh pasukan rezim Assad.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads