Dubes RI Bunyikan Lonceng Tandai Tahun Ajaran Baru di Rusia

Dubes RI Bunyikan Lonceng Tandai Tahun Ajaran Baru di Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 03 Sep 2018 19:05 WIB
Sesi kuliah umum oleh Dubes Wahid di Rusia. (Dok. KBRI Moskow)
Moskow - Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M Wahid Supriyadi, membunyikan lonceng mini menandai dimulainya tahun ajaran baru di Rusia tanggal 1 September 2018.

Hal ini dilakukan secara bersama-sama dengan Rektor Universitas Ilmu-Ilmu Sosial dan Kemanusiaan Saint Petersburg, Prof Dr Alexander S Zapesotsky, para guru besar dan tamu undangan dari kalangan diplomat, pejabat pemerintah, seniman dan tokoh masyarakat setempat.

Sekitar 900 mahasiswa yang hadir dan pihak keluarga serta tamu undangan lainnya juga turut membunyikan lonceng mini yang dipegang masing-masing secara serentak. Demikian seperti disampaikan dalam rilis KBRI Moskow yang diterima detikcom, Senin (3/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bercita-citalah menjadi apa saja yang diinginkan dan galilah ilmu setinggi-tingginya untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Bukan tidak mungkin dalam waktu antara 30-40 tahun mendatang, kalian akan duduk di barisan VIP ini sebagai profesor, gubernur, walikota atau bahkan duta besar," ucap Dubes Wahid disambut tepuk tangan meriah para mahasiswa baru, saat menyampaikan sambutannya.

Dubes Wahid menyampaikan sambutan di hadapan ratusan mahasiswa baru di Rusia.Dubes Wahid menyampaikan sambutan di hadapan ratusan mahasiswa baru di Rusia. Foto: Dok. KBRI Moskow

Dubes Wahid juga berkesempatan memberikan kuliah umum di depan sekitar 300 mahasiswa, bertajuk 'Indonesia-Russia: From Soekarno-Khrushchev to Current Challenges'. Dubes Wahid membahas soal hubungan bilateral kedua negara ditinjau dari sejarah pra-kemerdekaan sampai kondisi dunia saat ini, juga tantangan yang dihadapi kedua negara.

Dalam kuliah umum tersebut, Dubes Wahid menyebut bahwa setelah masa keemasan pertama pada era pemerintahan Soekarno di Indonesia dan Nikita Khrushchev di Uni Soviet, saat ini kedua negara memasuki masa keemasan kedua di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Presiden Vladimir Putin.

Disebutkan Dubes Wahid bahwa kedua negara mengalami masa stagnansi di masa Pemerintahan Orde Baru yang antikomunis, namun perlahan hubungan semakin membaik, terutama Uni Soviet bubar. Kini, kedua negara memiliki kesamaan aspek sebagai bangsa yang multi-etnis dan multi-agama, dengan luas wilayah sangat besar. Namun kedua negara dinilai kurang melakukan PR (Public Relations), sehingga kurang dikenal secara luas.

"Banyak yang menganggap Rusia saat ini kelanjutan dari Uni Soviet dan orang Rusia lebih mengenal Bali daripada Indonesia," sebut Dubes Wahid.


Untuk itu, Dubes Wahid mengajak kedua negara untuk lebih mempererat hubungan, bukan saja di tingkat pemerintah, tetapi juga di tingkat bisnis dan masyarakat atau P to P (People-to-People).

"Festival Indonesia yang telah diselenggarakan 3 kali oleh KBRI Moskow didesain untuk itu dan hasilnya pun cukup nyata. Perdagangan kedua negara naik 25% menjadi US$ 3,27 miliar dan turis Rusia meningkat 37% menjadi lebih dari 110 ribu orang tahun lalu. Sebaliknya, lebih dari 20 ribu turis asal Indonesia telah berkunjung ke Rusia tahun yang sama atau meningkat lebih dari 300%," imbuh Dubes Wahid.

Diingatkan juga oleh Dubes Wahid bahwa tantangan saat ini tidaklah ringan, dengan munculnya tren baru de-globalisasi dan ancaman terorisme juga radikalisme.

Universitas Ilmu-Ilmu Sosial dan Kemanusiaan Saint Petersburg berdiri sejak 1926 dan saat ini menjadi salah satu universitas swasta terkemuka di Rusia. Universitas ini memiliki lima fakultas, yaitu Budaya, Seni, Ekonomi, Hukum dan Studi Konflik. Jumlah mahasiswa saat ini sekitar 12.000 orang. Universitas ini memiliki tujuh kampus yang berada di berbagai kota di Rusia dan satu kampus berada di luar Rusia, yaitu di Kazakhstan.

Lonceng mini dibunyikan menandai tahun ajaran baru di Rusia.Lonceng mini dibunyikan menandai tahun ajaran baru di Rusia. Foto: Dok. KBRI Moskow

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah di hari yang sama, Dubes RI yang didampingi oleh Konsul Kehormatan RI di Saint Petersburg, Valery Radchenko, mengadakan pertemuan dengan Wakil Ketua Komite Hubungan Eksternal Pemerintah Saint Petersburg, Viacheslav Kalganov.

Pertemuan membahas mengenai rencana tindak lanjut hubungan antar provinsi (sister province) antara Saint Petersburg dengan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur. Dalam waktu dekat, pemerintah Kota Federal Saint Petersburg akan mengirim pejabat dan kalangan bisnisnya untuk berkunjung ke Yogyakarta dan Surabaya, guna merealisasikan kerja sama tersebut.

(nvc/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads