Dilansir dari The Independent, Senin (3/9/2018), kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, melaporkan 50 orang dipekerjakan untuk mengecek toilet-toilet umum tersebut.
Mereka mengecek satu per satu toilet yang mungkin ada kamera tersembunyi di dalamnya. Sejauh ini ini 80 persen dari kamera-kamera pengintai yang ditemukan diletakkan di toilet perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan selama ini, video rekaman dari kamera pengintai di tempat umum itu beredar luas di dunia maya. Tentu saja video yang beredar tanpa sepengetahuan korbannya. Setidaknya ada 6.000 kasus dilaporkan terkait kamera pengintai pada tahun 2017. Angka ini meningkat tiga kali lipat dibanding tahun 2012.
Sementara itu, BBC melaporkan, mereka mewawancarai seorang korban yang bernama Kim. Dia mengaku dibidik dengan kamera tersembunyi di bawah meja di sebuah restoran.
Sang pelaku meletakkan kamera kecil di atas roknya. Kim memergoki pria itu dan merampas telepon genggamnya - hanya untuk memastikan apakah ada rekaman video lainnya dalam telepon pintar tersebut, yang rupanya sedang dikomentari oleh seorang pria lainnya.
"Dan saat saya pertama kali membaca obrolan mereka, saya sangat terkejut, pikiran saya menjadi kosong dan saya mulai menangis," ujar Kim. Dia lantas beranjak ke kantor polisi, tetapi melaporkan insiden itu membuatnya merasa lebih rentan.
Korea Selatan adalah salah satu negara yang paling maju secara teknologi dan terhubung secara digital di dunia. Mereka memimpin dalam kepemilikan ponsel pintar di dunia, dengan hampir 90% orang dewasa memilikinya dan 93% warga memiliki akses ke internet.
Tetapi kemajuan seperti inilah yang membuat kejahatan seperti ini begitu sulit dideteksi dan para penjahatnya amat sulit ditangkap. (rna/nvc)