Seperti dilansir Reuters, Kamis (30/8/2018), penyelidikan MACC ini menjadi langkah terbaru dalam rangkaian pemberantasan korupsi secara luas yang digalakkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad, terutama terhadap pemerintahan mantan PM Najib Razak.
Awal pekan ini, MACC menangkap delapan mantan agen intelijen yang pernah bertugas di Organisasi Intelijen Eksternal Malaysia (MEIO). Salah satu yang ditangkap adalah mantan Direktur MEIO Hasanah Abdul Hamid, yang juga dikenal sebagai sekutu dekat Najib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka semua ditangkap terkait dugaan menyelewengkan uang negara sebesar US$ 12 miliar (Rp 173,6 triliun).
"Kami menyelidiki dugaan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat yang terlibat, dan penyelewengan dana, yang kami yakini sebagai dana pemerintah," ungkap Deputi Komisioner Operasional MACC, Azam Baki, dalam konferensi pers.
Disebutkan juga oleh Azam bahwa penyidik MACC sejauh ini telah menyita US$ 6,5 miliar (Rp 94 triliun) dalam bentuk uang tunai dan barang-barang berharga. Jumlah sebesar itu disita dari sejumlah lokasi berbeda, termasuk markas besar MEIO di kompleks Departemen PM Malaysia di Putrajaya.
Diketahui bahwa MEIO bekerja langsung di bawah Departemen PM Malaysia.
Dikatakan Azam, sisa uang negara yang diselewengkan masih dicari oleh para penyidik MACC. Azam menambahkan, seorang pengusaha Malaysia dengan status permanent residence di Inggris juga ditahan terkait penyelidikan ini. Identitas pengusaha itu tidak diungkap ke publik.
Azam menyatakan penyidik masih terus menyelidiki sumber dana yang diselewengkan itu. Penyidik tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa uang itu terkait dengan perusahaan investigasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang diselimuti skandal mega korupsi.
"Iya, kami juga memeriksa sudut pandang itu," sebutnya.
Dana yang diselewengkan itu diyakini dibawa ke Malaysia dari sebuah negara. Azam menolak menyebut nama negara yang dimaksud.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini