Serang Tentara Israel, Perawat Kemanusiaan Ditembak Mati di Gaza

Tel Aviv - Otoritas Israel menyatakan seorang pria Palestina bersenjata yang ditembak mati tentaranya di Jalur Gaza, pekan ini, ternyata berprofesi sebagai perawat untuk organisasi kemanusiaan internasional. Pria itu ditembak usai menyerang kerumunan tentara Israel di Jalur Gaza.

Seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (24/8/2018), otoritas Israel melalui Liaison Office Israel untuk Gaza, COGAT, menyebut pria Palestina yang tewas itu bernama Hani Majdalawi. Dia tewas ditembak pada Senin (20/8) lalu, usai melepas tembakan dan melemparkan granat ke tentara Israel.

Baca juga: Sekjen PBB Ajukan 4 Opsi untuk Lindungi Warga Palestina

COGAT juga menyebut Majdalawi bekerja sebagai perawat untuk organisasi kemanusiaan internasional, Medecins Sans Frontieres atau Doctors Without Borders. Pihak Israel pun meminta penjelasan dari organisasi kemanusiaan yang menaungi pria Palestina itu.

"Hani al-Almajdalawi, yang berusaha menyusup masuk melalui pagar keamanan di Jalur Gaza bagian utara sambil bersenjatakan sebuah senapan, melepas tembakan ke arah pasukan militer (Israel) dan bahkan melemparkan alat peledak ke arah mereka," demikian pernyataan COGAT.

"Kami telah menghubungi pihak Doctors Without Borders untuk klarifikasi terkait hal ini," imbuh pernyataan itu.

Baca juga: Polisi Israel Tutup Seluruh Gerbang Masjid Al-Aqsa

COGAT yang merupakan salah satu badan dalam Kementerian Pertahanan Israel yang mengawasi aktivitas di wilayah Palestina, bahkan merilis pernyataan mengecam MSF dengan menyebutnya sebagai 'Terrorism Without Borders'.

Dalam pernyataan terpisah, pihak Medecins Sans Frontieres atau MSF mengonfirmasi bahwa salah satu pegawainya yang bernama Majdalawi telah tewas. Namun MSF menyatakan masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab kematian pegawainya itu.

"Doctors Without Borders (MSF) mengonfirmasi bahwa salah satu pegawainya, Hani Mohammed Almajdalawi, tewas di Gaza pada Senin, 20 Agustus 2018. MSF masih berupaya memverifikasi dan memahami situasi terkait insiden luar biasa serius ini, dan belum bisa berkomentar lebih lanjut untuk saat ini," demikian pernyataan MSF.

Baca juga: 2 Demonstran Palestina Tewas Ditembak Israel di Perbatasan Gaza

Diketahui bahwa MSF memiliki sekitar 200 staf lokal dan asing di Gaza. Pada Mei lalu, MSF mengecam Israel karena memakai kekerasan dalam menangani unjuk rasa di sepanjang perbatasan Gaza. "Tidak bisa diterima dan tidak manusiawi," sebut MSF saat itu.

Sementara itu, saudara Majdalawi, Osama, memberikan keterangan soal sosok Majdalawi via Facebook. Dia menyebut pria berusia 28 tahun yang telah menikah itu sebagai 'martir' yang 'membeli senjata dengan uangnya sendiri' dan bertindak 'murni independen'. Postingan Facebook itu menyebut Majdalawi yang bekerja untuk MSF sebagai saudara yang 'paling stabil secara sosial, psikologis dan ekonomi' dibanding saudara-saudaranya yang lain.

(nvc/nkn)