Seperti dilansir AFP, Jumat (24/8/2018), biksu bernama Suphachai Suthiyano (64) tidak bisa menahan amarah bocah bernama Wattanapol Sisawad itu mengganggu jalannya sesi doa, pada akhir pekan lalu. Sisawad mengganggu seremoni yang berlangsung dengan perilakunya yang senang bermain.
Sisawad merupakan salah satu murid biksu di kuil yang ada di wilayah Kanchanaburi, yang berjarak dua jam perjalanan dari Bangkok itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat tindak kekerasan itu, Sisawad jatuh koma dan harus dirawat di rumah sakit setempat. Dituturkan seorang pegawai rumah sakit di Provinsi Kanchanaburi kepada AFP bahwa Sisawad meninggal dunia pada Kamis (23/8) malam waktu setempat.
Terkait kasus ini, Suthiyano telah ditangkap dan dicopot dari gelarnya sebagai biksu pada Minggu (19/8) lalu. Pekan ini, Suthiyano dijerat dakwaan penyerangan. Dalam pernyataannya, pejabat kepolisian setempat, Amnaj Chunbult, menyatakan dakwaan terhadap Suthiyano akan direvisi menjadi dakwaan 'penyerangan berujung kematian'.
Ibunda Sisawad, Sukunya Tunhim menyatakan dirinya 'tidak akan memaafkan' Suthiyano.
Secara terpisah, seorang pejabat Institut Forensik Medis pada Kepolisian Nasional Thailand mengonfirmasi bahwa autopsi telah dilakukan terhadap jenazah Sisawad. Keluarga bocah itu juga telah mengambil jenazahnya.
Baca juga: Pencuri Durian Ditembak Mati di Thailand |
Keyakinan Buddha sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari warga Thailand. Tergolong wajar bagi warga setempat, termasuk anak-anak, untuk menghabiskan waktu di kuil sebagai biksu pemula.
(nvc/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini