Yoshiki Fujimoto menghilang pada Minggu (12/8) pagi waktu setempat di wilayah Yamaguchi, saat sedang berjalan-jalan di hutan bersama saudara laki-lakinya dan kakeknya. Pencarian bocah hilang itu pun menjadi tajuk pemberitaan media-media di Jepang.
Fujimoto menghilang setelah kakeknya membiarkan dia berjalan pulang seorang diri ke rumahnya -- yang jaraknya sekitar 100 meter -- di mana ibu sang anak telah menunggu. Namun Fujimoto tampaknya nyasar dan tak bisa pulang ke rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berteriak 'Yo-chan'," kata Haruo Obata, relawan tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/8/2018).
"Dia menjawab 'ya, di sini' dan di situlah dia," imbuh Obata, seorang pensiunan yang mengaku kerap menjadi relawan dalam upaya-upaya penanggulangan bencana.
Saat ditemukan, bocah tersebut sedang duduk di atas sebongkah batu, dengan kakinya yang telanjang di genangan air kecil di depannya. "Awalnya, saya tidak mengira itu manusia," kata Obata kepada para wartawan. "Namun dia di situ. Saya pikir jantung saya akan berhenti," tutur kakek tersebut.
Bocah tersebut saat ini masih dirawat di rumah sakit setempat.
"Dia tidak memiliki luka-luka besar, hanya beberapa goresan dan sedikit dehidrasi," ujar Hiroyuki Nishihara dari rumah sakit lokal yang merawat Fujimoto. "Namun nyawanya tidak dalam bahaya dan dia akan bisa segera meninggalkan rumah sakit," imbuhnya.
(ita/ita)