Seperti dilansir AFP, Senin (13/8/2018), koresponden AFP di wilayah Sarmada, Provinsi Idlib, melaporkan bahwa ledakan yang asalnya tidak diketahui itu merobohkan dua gedung setempat. Belakangan diketahui bahwa gedung itu digunakan sebagai gudang senjata.
Para petugas penyelamat menggunakan buldoser untuk memindahkan puing-puing bangunan dan mencari korban yang terjebak reruntuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang sumber otoritas pertahanan sipil menuturkan kepada AFP bahwa petugas penyelamat telah berhasil menarik keluarga sedikitnya 'lima orang yang masih hidup'.
Namun jumlah korban tewas akibat ledakan itu terus bertambah. Organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir Reuters, melaporkan bahwa ledakan yang terjadi pada Minggu (12/8) waktu setempat itu menewaskan 39 orang.
Dari jumlah itu, sekitar 12 orang di antaranya merupakan anak-anak.
Ditambahkan Rami Abdel Rahman selaku Direktur Syrian Observatory bahwa tiga anggota kelompok militan setempat, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), juga ikut tewas akibat ledakan itu. Menurutnya, kebanyakan korban tewas merupakan anggota keluarga HTS yang masih afiliasi dengan Al-Qaeda.
"Ledakan itu terjadi di sebuah depot senjata di sebuah gedung permukiman di Sarmada," sebut Rami Abdel Rahman, yang menyebut informasi itu didapat dari jaringan sumber-sumber di dalam wilayah Suriah.
Namun, lanjut Rami Abdel Rahman, penyebab ledakan itu 'tidak jelas'.
Sebagian wilayah Idlib dikuasai oleh pemberontak Suriah dan HTS. Meskipun militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) juga memiliki anggota di area itu.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini