Seperti dilansir CNN, Senin (6/8/2018), dalam tiga jam pertama pada hari Minggu (5/8) atau dimulai sekitar pukul 01.30 waktu setempat, sedikitnya 30 orang ditembak dalam 10 insiden terpisah di kota Chicago. Dua orang di antaranya tewas dalam insiden penembakan itu.
"Kota Chicago mengalami malam yang keras," sebut Kepala Biro Patroli setempat, Fred Wallers, dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam satu insiden, sebut Waller, pelaku melepaskan tembakan ke arah kerumunan orang yang menghadiri pesta jalanan. Catatan kepolisian menyebut korban luka yang terkena tembakan berusia 62 tahun sebagai yang tertua dan 11 tahun sebagai yang termuda.
Hingga Minggu (3/8) pukul 14.00 waktu setempat, jumlah korban penembakan menjadi 44 orang dengan total lima orang di antaranya tewas.
Penembakan di Chicago juga marak pada Jumat (3/8) dan Sabtu (4/8) lalu. Enam penembakan tercatat terjadi sepanjang Jumat (3/8), namun tidak ada korban jiwa. Pada Sabtu (4/8) tercatat ada 15 penembakan yang terjadi, dengan satu korban jiwa.
Kota Chicago berjuang menghadapi tingginya kasus penembakan dan pembunuhan dalam beberapa tahun terakhir.
Namun disebutkan Waller bahwa jumlah kasus penembakan menurun 30 persen dibandingkan tahun 2017 dan jumlah kasus pembunuhan menurun 25 persen. Setidaknya selama 15 bulan berturut-turut hingga Juni lalu, kasus penembakan dan pembunuhan menurun di Chicago.
Tapi pada 25 Juni, sedikitnya 21 orang ditembak di Chicago dan dua orang di antaranya tewas. Para pakar kriminal menyebut aksi kejahatan cenderung meningkat saat musim panas.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini