Dikutip dari Reuters, Senin (30/7/2018), media lokal melaporkan nama guru tersebut adalah Veysel Akcay. Akcay berterima kasih kepada orang-orang Mongolia yang telah membatalkan penerbangan sebuah pesawat yang dipakai penculik untuk membawanya.
Menurut teman dan keluarga Akcay melalui media sosial mereka, Akcay diculik di depan apartemennya pada Jumat (27/7) pagi waktu setempat. Akcay berhasil diselamatkan sehari berselang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendukung Akcay menyebut pihak Turki sebagai dalang di balik penculikannya dan menduga ada motif politik di baliknya. Hanya saja Kedubes Turki dan Duta Besar-nya di Mongolia telah membantah hal tersebut.
Pihak berwenang Mongolia mengatakan proses penyelidikan masih dilakukan terkait upaya penculikan tersebut.
Atas insiden ini, Kementerian Luar Negeri Mongolia mengeluarkan statemen bahwa penculikan Akcay merupakan "tindakan pelanggaran kedaulatan dan kemerdekaan Mongolia yang tidak dapat diterima dan Mongolia akan sangat keberatan." (rna/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini