Seperti dilansir AFP, Jumat (27/7/2018), penyelidikan terhadap kicauan-kicauan Trump itu dilaporkan oleh media ternama AS, New York Times (NYT), yang mengutip tiga sumber yang memahami penyelidikan ini.
Mueller yang mantan Direktur FBI ini, disebut sedang memeriksa secara cermat setiap kicauan dan komentar-komentar negatif yang pernah dilontarkan Trump soal Jaksa Agung AS Jeff Sessions dan mantan Direktur FBI lainnya, James Comey, yang dipecat Trump tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa Trump berulang kali melontarkan komentar keras via Twitter untuk mempengaruhi suatu isu dan opini publik agar sesuai dengan keinginannya. Salah satu komentar keras yang dilontarkan Trump adalah seruan mengakhiri penyelidikan yang sedang dilakukan Mueller dan meminta Departemen Kehakiman AS untuk menyelidiki musuh-musuh politiknya.
Dalam kicauan pada 20 April, Trump dinilai berupaya merusak penyelidikan Mueller soal dugaan kolusi tim kampanye Trump dengan Rusia dalam pilpres 2016.
"James Comey secara ilegal membocorkan dokumen-dokumen rahasia kepada pers demi memicu sebuah Special Council? Maka dari itu, apakah Special Council dibentuk berdasarkan tindakan ilegal? Sungguhkah, apakah semua orang tahu artinya?" tulis Trump saat itu.
Saat ini dilaporkan Mueller sedang menyelidiki apakah pola perilaku Trump via media sosial itu cukup untuk dinyatakan merintangi hukum atau menghalang-halangi penegakan hukum.
Dakwaan merintangi hukum sulit dibuktikan. Opini legal AS terbagi soal apakah seorang Presiden AS bisa dijerat dakwaan tersebut.
Presiden ke-37 AS, Richard Nixon, dinyatakan sebagai unindicted co-conspirator -- seseorang yang terlibat konspirasi tindak pidana namun tidak ikut didakwa -- dalam skandal Watergate, sebelum akhirnya mengundurkan diri di tengah seruan pemakzulan.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini