Seperti dilaporkan kantor berita Xinhua dan dilansir AFP, Senin (23/7/2018), wanita berusia 21 tahun yang tidak disebut namanya ini meninggal dunia pada Selasa (17/7) lalu, atau delapan hari setelah dia digigit si ular berbisa.
Ular berbisa yang menggigit wanita ini diidentifikasi sebagai jenis 'many-banded krait' atau yang juga disebut sebagai 'Taiwanese krait' atau 'Chinese krait'. Ular dengan nama latin Bungarus multicinctus ini dikenal sangat berbisa dan banyak ditemukan di wilayah China bagian tengah juga selatan dan di wilayah Asia Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden ini berawal saat wanita ini membeli seekor ular krait via sebuah portal belanja online bernama Zhuanzhuan, yang didukung perusahaan internet ternama China, Tencent. Ular berbisa itu dibeli dari seorang penjual di Provinsi Guangdong bagian selatan.
Ular itu diantarkan oleh seorang kurir yang mengaku kepada Xinhua, bahwa dirinya tidak tahu apa isi paket yang dibawanya saat itu.
Dituturkan ibu wanita tersebut kepada Xinhua, putrinya berencana mengolah ular berbisa itu menjadi minuman atau wine herbal tradisional.
Minuman tradisional yang disebut 'snake wine' itu biasanya dibuat dengan memasukkan atau merendam keseluruhan tubuh ular di dalam alkohol. Dengan cara itu, minuman herbal yang dihasilkan disebut memiliki efek memperkuat.
Laporan sejumlah media menyebut reptil itu berhasil kabur usai menggigit si wanita muda itu. Namun pejabat dinas kehutanan setempat menyatakan ular berbisa itu berhasil ditemukan di dekat rumah wanita muda itu.
Diketahui bahwa platform online dilarang memperjualbelikan satwa liar. Para pengelola diimbau untuk segera menghapus postingan yang memperjualbelikan satwa-satwa liar tersebut. Namun pada praktiknya, para konsumen bisa membeli satwa liar lewat platform lebih kecil seperti Zhuanzhuan yang tidak diawasi terlalu ketat.
(nvc/ita)











































