Ke-13 orang yang terdiri dari 12 anak laki-laki berumur 11 tahun hingga 16 tahun beserta pelatih sepak bola mereka, terjebak jauh di dalam gua Tham Luang di pegunungan di Thailand utara yang terendam banjir pada 23 Juni lalu. Otoritas sempat mempertimbangkan sejumlah gagasan seperti mengebor pegunungan atau menunggu hingga musim hujan berakhir dan banjir pun surut sehingga mereka bisa berjalan keluar dari gua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rute penyelaman yang berbahaya tersebut merupakan tantangan bahkan bagi para ahli menyelam -- seorang mantan penyelam handal SEAL Angkatan Laut Thailand tewas kehabisan oksigen saat keluar dari gua pada Jumat (6/7) sebagai persiapan upaya penyelamatan para remaja.
Tonton juga 'Jalan Panjang Penyelamatan 12 Remaja dari Gua Thailand':
Kebanyakan remaja tersebut tak bisa berenang dan tak satupun yang punya pengalaman menyelam. Sehingga tim penyelamat melatih mereka untuk menggunakan masker dan bernapas di dalam air via tabung oksigen. Kekhawatiran terbesar adalah anak-anak tersebut akan panik saat menyelam meski dikawal oleh penyelam ahli.
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha mengungkapkan seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (11/7/2018), anak-anak tersebut diberikan obat penenang untuk membantu mereka tetap tenang di dalam air.
"Itu obat penenang ringan untuk mencegah anak-anak laki-laki tersebut menjadi cemas," ujar Prayut kepada para wartawan.
Keseluruhan 13 orang tersebut saat ini dalam kondisi sehat. Namun mereka masih dikarantina di rumah sakit, hingga para dokter memastikan mereka tidak terkena infeksi apapun dari dalam gua.
Narongsak Osatanakorn yang memimpin operasi penyelamatan, mengatakan bahwa operasi berbahaya itu merupakan 'mission impossible'.
"Hari ini warga Thailand, tim Thailand, mencapai mission impossible," ujar Narongsak usai penyelamatan tahap terakhir pada Selasa (10/7) malam waktu setempat.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini