Didemo Warga Soal Tekanan Ekonomi, Presiden Iran Janjikan Hal Ini

Didemo Warga Soal Tekanan Ekonomi, Presiden Iran Janjikan Hal Ini

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 26 Jun 2018 18:19 WIB
Presiden Iran Hassan Rouhani (Foto: REUTERS/Raheb Homavandi/TIMA)
Teheran - Presiden Iran Hassan Rouhani berjanji pada rakyatnya bahwa pemerintah akan mampu mengatasi tekanan ekonomi akibat sanksi-sanksi baru Amerika Serikat.

Hal ini disampaikan Rouhani setelah ribuan warga Iran, termasuk para pedagang menggelar aksi demo untuk memprotes melonjaknya harga-harga bahan pokok dan anjloknya nilai tukar mata uang nasional.

Washington akan segera mulai menerapkan kembali sanksi-sanksi ekonomi terhadap Iran setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia. Sanksi-sanksi AS tersebut bisa memangkas pendapatan Iran dari ekspor minyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Rouhani menyatakan, pendapatan pemerintah tidak terpengaruh dalam beberapa bulan terakhir, dan jatuhnya nilai tukar mata uang rial merupakan akibat "propaganda media asing".

"Bahkan dalam kasus terburuk, saya berjanji bahwa kebutuhan dasar warga Iran akan tersedia. Kita punya cukup gula, gandum dan minyak goreng. Kita punya cukup mata uang asing untuk disuntikkan ke pasar," ujar Rouhani dalam pidatonya yang disiarkan langsung di stasiun televisi pemerintah seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (26/6/2018).

Rouhani menegaskan, sanksi-sanksi baru AS merupakan bagian dari "perang psikologis, ekonomi dan politik". Ditambahkan Rouhani, Washington akan membayar mahal dari aksi-aksinya tersebut.





"Penarikan (dari kesepakatan nuklir) merupakan keputusan terburuk yang bisa dibuat dia (Trump). Itu mengerikan. Itu merusak reputasi global Amerika," cetus Rouhani.

Sebelumnya pada Senin (25/6) waktu setempat, para pedagang di pasar bersejarah Grand Bazaar di Teheran ikut turun ke jalan-jalan kota itu untuk memprotes kenaikan harga bahan pokok dan anjloknya nilai tukar mata uang rial. Berbagai toko pun ditutup saat ribuan orang berunjuk rasa di jalan-jalan ibukota Iran tersebut. Polisi sempat menembakkan gas air mata ke arah para demonstran saat mereka mendesak untuk berdemo di depan gedung parlemen Iran.

Aksi demo ini merupakan yang terbesar di Iran sejak 2012 lalu, ketika warga marah akibat memburuknya ekonomi Iran, setelah dunia internasional menjatuhkan sanksi terkait aktivitas nuklir negara tersebut.


(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads