"Sebanyak 14 pastor tidak lagi diizinkan melakukan tugas-tugas mereka... Pastor-pastor ini telah terlibat dalam tindakan-tindakan yang merupakan kejahatan sipil juga di dalam gereja," demikian pernyataan kantor keuskupan kota Rancagua, seperti dilansir AFP, Rabu (23/5/2018).
Pada Jumat (18/5) pekan lalu, sebanyak 34 uskup Chile mengundurkan diri terkait skandal kejahatan seksual anak. Pengumuman itu disampaikan setelah Paus Fransiskus memanggil para uskup Chile terkait skandal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah anggota hierarki gereja Katolik Chile dituduh mengabaikan dan menutup-nutupi tindak kejahatan seksual anak oleh pastor paedofil Chile Fernando Karadima. Tindak kejahatan seksual anak dilakukan Karadima sekitar tahun 1980-an hingga 1990-an. Tuduhan dilontarkan para korban Karadima.
Pada Kamis (17/5) malam, dalam deklarasi kepada para uskup, Paus Fransiskus menjanjikan 'perubahan' pada Gereja Katolik Chile dan 'memulihkan keadilan'. Isi deklarasi Paus Fransiskus itu diungkapkan ke publik.
Namun dokumen rahasia 10 halaman yang dibocorkan televisi Chile, T13, mengungkapkan Paus Fransiskus memberi komentar lebih jauh. Dalam surat yang diserahkan ke para uskup Chile yang dipanggil Paus Fransiskus itu, dibahas soal 'tindak kejahatan' dan 'kejahatan seksual anak, penyalahgunaan kekuasaan dan hati nurani oleh para pastor di gereja, yang menyakitkan dan memalukan'.
Surat itu juga menyatakan bahwa mutasi para wali gereja dari peran mereka perlu dilakukan. Diserukan juga agar 'akar' yang membuat kejahatan semacam itu terjadi di kalangan 'elite dan otoriter' Gereja Katolik Chile tersebut agar diperiksa.
Surat dari Paus Fransiskus itu juga membahas soal hasil penyelidikan yang diperintahkan Paus Fransiskus, atas tudingan kejahatan seksual anak. Disebutkan bahwa penyelidikan mendapati sejumlah pejabat senior gereja telah menghancurkan bukti dalam berbagai kasus kejahatan seksual.
Tidak hanya itu, disebutkan juga bahwa sejumlah rohaniawan gereja tertentu yang menunjukkan perilaku tidak bermoral, telah dimutasi ke keuskupan lain setelah dilakukan upaya 'meminimalkan' tindakan mereka yang berat.
Dalam surat itu, Paus Fransiskus mengecam para uskup atas 'kelalaian buruk dalam melindungi anak-anak.'
(nvc/ita)











































