Dewan Kepresidenan koalisi pemerintahan Pakatan Harapan (PH) merupakan badan tinggi negara pembuat keputusan. Sebelumnya ada lima anggota Dewan Kepresidenan yang disebut 'Top Five', yang terdiri atas ketua empat partai anggota koalisi PH dan Mahathir (92) sendiri sebagai ketuanya.
Namun dalam konferensi pers terbaru, seperti dilansir media Malaysia, Malay Mail dan The Star, Kamis (17/5/2018), Mahathir menyebut anggota Dewan Kepresidenan akan berubah menjadi 'Top Six' dengan memasukkan Anwar (70), yang baru saja bebas dari penjara. Anwar sendiri merupakan ketua de-facto Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang juga anggota koalisi PH pimpinan Mahathir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anwar dalam pernyataan sebelumnya menyatakan dirinya tidak ingin terburu-buru kembali ke politik. Dia mengaku akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga juga memenuhi undangan untuk memberi kuliah umum di berbagai universitas di luar negeri.
Dalam konferensi pers yang sama, Mahathir juga mengumumkan bahwa Wakil PM Malaysia Wan Azizah Wan Ismail, yang juga istri Anwar, akan menjabat sebagai Menteri Urusan Wanita dan Kesejahteraan. Mahathir sendiri akan menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Saat ditanya alasannya, Mahathir menjawab dengan kelakar: "Karena banyak orang di Malaysia tampaknya tidak berpendidikan."
Ditegaskan Mahathir bahwa cara mengajar di Malaysia terlalu kuno dan dia berharap lebih banyak warga Malaysia yang melek teknologi. "Kita harus merancang cara baru dalam mengajar," cetusnya. Diketahui bahwa Mahathir pernah menjabat Menteri Pendidikan tahun 1974 silam.
Lebih lanjut, Mahathir mengungkapkan 13 menteri dalam jajaran kabinetnya akan diumumkan Jumat (18/5) besok dan diharapkan dilantik Senin (21/5) mendatang. Mahathir menyebut hanya akan menunjuk total 25 menteri di kabinetnya. Namun sejak dilantik pada 10 Mei, Mahathir baru mengumumkan tiga menteri. Mereka adalah Menteri Keuangan Lim Guan Eng, Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yasin dan Menteri Pertahanan Mohamad Sabu.
"Kita akan berupaya agar 13 menteri diambil sumpahnya pada Senin (21/5) jika Istana (Negara) menyetujuinya," imbuh Mahathir.
Selain pengumuman soal kabinet, Mahathir juga mengungkapkan bahwa Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) memiliki ketua baru, yakni Shukri Abdull. Shukri pernah menjabat Wakil Ketua MACC saat badan antikorupsi itu sedang menyelidiki skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) pada era eks PM Najib Razak. Penyelidikan MACC disetop tiba-tiba sejak pertengahan tahun 2015.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini