Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (30/4/2018), juru bicara Kepolisian Kabul, Kabul Hasmat Stanikzai, menyebut korban tewas bertambah menjadi 25 orang dan 49 orang lainnya luka-luka akibat dua ledakan bom pada Senin (30/4) pagi. Kedua ledakan diyakini sebagai serangan bom bunuh diri.
Komisi Keselamatan Jurnalis Afghan (AFJSC) mengonfirmasi delapan jurnalis tewas akibat ledakan yang sama di Kabul. AFJSC menyebutnya sebagai jumlah korban tewas terparah untuk kalangan jurnalis dalam satu serangan di Afghanistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan AFJSC bahwa delapan jurnalis yang tewas terdiri atas tujuh jurnalis untuk media lokal dan satu jurnalis untuk media asing. Mereka adalah dua reporter dari Mashal TV, seorang kamerawan dan seorang reporter untuk 1TV, dua reporter dari Radio Azadi, satu reporter dari Tolo News dan jurnalis foto dari kantor berita Prancis, Agence France-Presse atau AFP.
AFP telah mengonfirmasi secara terpisah bahwa Shah Marai yang merupakan kepala fotografer di Kabul tewas dalam ledakan itu.
Lima jurnalis lainnya luka-luka akibat ledakan yang sama. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish, menyebut pelaku menyamar sebagai jurnalis dan meledakkan diri di tengah-tengah mereka. "Kita tahu bahwa seorang pengebom bunuh diri berpura-pura menjadi reporter. Menunjukkan kartu pers dan berdiri di tengah-tengah para jurnalis sebelum meledakkan dirinya," ucap Danish kepada Reuters.
Dalam pernyataan via kantor berita propagandanya, Amaq, seperti dilansir AFP, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan bom itu. Klaim ini datang dari kelompok militan Provinsi Khorasan yang merupakan cabang ISIS di Afghanistan.
ISIS mengklaim pengebom pertama meledakkan diri di markas Dinas Intelijen dan pasukan keamanan Afghanistan di Kabul. Sedangkan pengebom kedua menargetkan para jurnalis yang bergegas ke lokasi usai ledakan pertama mengguncang.
"Pasukan keamanan sesat, media dan orang-orang lainnya bergegas ke lokasi operasi, di mana seorang saudara kami mengejutkan mereka dan martir dengan meledakkan rompi peledak di tubuhnya," demikian pernyataan Provinsi Khorasan. Pengebom pertama disebut bernama 'Kaaka al-Kurdi' merujuk bahwa dia berasal dari Kurdi, sedangkan pengebom kedua bernama Khalil al-Quraishi.
(nvc/rna)