"Usai tahun penuh ketegangan diisi peluncuran misil dan uji coba nuklir, sebuah pertemuan bersejarah antara Korea Utara dan Selatan terjadi. Sesuatu yang baik sedang terjadi, namun hanya waktu yang akan mengatakan yang sebenarnya!" cuit Trump lewat Twitter, Jumat (27/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jong Un telah bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Kim dan Moon setuju untuk mengupayakan perjanjian perdamaian permanen dan menyelesaikan denuklirisasi semenanjung Korea.
Gencatan senjata dua negara itu terjadi pada 1953, namun 65 tahun kemudian, persetujuan damai belum juga terwujud.
Trump menerima Kanselir Jerman Angela Merkel di Kantor Oval, dia memberikan pernyataan dengan nada waspada.
"Kami tak akan dipermainkan, oke? Kami berharap ada persetujuan," kata Trump kepada wartawan. "Dan kalau tidak, kami akan keluar ruangan."
Pada Kamis (26/4), Trump mengatakan ada lima lokasi yang dipertimbangkan sebagai tempat pertemuan dengan Kim. Dia mengatakan sebelumnya, pembicaraan bisa saja berlangsung pada awal Juni nanti.
Pada Jumat (27/4), dia mempersempit kemungkinan alternatif lokasi menjadi dua atau tiga lokasi, tanpa merinci lokasi mana yang dia maksud.
Trump justru memuji Xi Jinping dari China karena dinilai telah berhasil memberikan bantuan luar biasa untuk upaya penyelesaian konflik semenanjung Korea. "Tolong jangan dilupakan bantuan yang luar biasa dari sahabat saya ini, Presiden Xi dari China, beliau telah memberikan kepada Amerika Serikat, khususnya di perbatasan Korea utara. Tanpa beliau, proses ini bakal berlangsung lebih lama, lebih keras!" kata Trump via Twitter. (dnu/dnu)











































