Dilansir BBC, Kamis (26/4/2018), tuduhan itu muncul setelah beredar potongan video tahun 2011 yang menampilkan dirinya menyerahkan barang-barangnya ke satpam supermarket. Cifuentes menyebut tuduhan itu merupakan serangan pribadi yang ditujukan padanya.
Video itu mengklaim jika Cifuentes mengambil dua pot krim antipenuaan dini senilai euro 40 atau setara Rp 675.951.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam konferensi persnya pada Rabu (25/4), Cifuentes mengungkapkan rencananya untuk mengundurkan diri pada pekan depan. Namun, rencana itu harus dipercepat dengan adanya tuduhan ini.
Cifuentes mengutuk video yang muncul di situs OK Diario itu sebagai "kampanye yang bertujuan untuk melengserkannya". Saat video itu direkam dia telah berada di nomor dua majelis Madrid. Meski begitu, dia mengakui rekaman video itu asli.
"Itu adalah kesalahan yang tak disengaja dan digunakan untuk isu politik. Ini adalah hal personal," katanya.
"Saya sudah menjadi target pemerasan dua tahun lalu karena video itu, tapi saat ini saya katakan bahwa garis merah telah dilewati," tegasnya.
Pengunduran dirinya ini merupakan pukulan bagi Perdana Menteri Mariano Rajoy. Meski begitu, Rajoy mengatakan kepala daerah Madrid itu telah melakukan hal yang benar dengan memutuskan mundur dari jabatannya.
Skandal yang menyerang Cifuentes itu juga memukul Universitas King Juan Carlos, di mana dia menerima gelar master palsu. Kepala lembaga hukum universitas itu diskors setelah mendukung presiden wilayah Madrid itu. Sementara wakil direktur institut tersebut mengundurkan diri sebagai protes karena tanda tangannya dipalsukan. (ams/ita)