Tiga mahasiswa jurusan film itu yakni bernama Javier Salomon Aceves (25), Jesus Daniel Diaz (20) dan Marco Garcia Avalos (20). Mereka kuliah di University of Audiovisual Media di Guadalajara, ibu kota negara bagian Jalisco.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum hilang, ketiganya sedang mengerjakan tugas di sebuah rumah di Tonala. Saat itu, rumah tersebut diketahui sedang 'diawasi' para pelaku. Kehadiran tiga mahasiswa memancing kecurigaan para pelaku.
Dari keterangan saksi mata, saat kejadian ada pria bersenjata yang mengaku sebagai polisi. Pria itu menjegat tiga mahasiswa tersebut saat mobil mereka mogok. Sejak itu mereka menghilang dan ditemukan dalam keadaan tewas.
Hasil penyelidikan jaksa Jalisco, ketiganya disiksa terlebih dahulu sebelum dibunuh. Lalu, jasad mereka dilarutkan dalam cairan yang diduga sejenis asam (acid).
Dalam buku Cartel: The Coming Invasion of Mexico's Drug Wars yang ditulis oleh Sylvia Longmire tahun 2011, cairan yang dipakai para kartel narkoba untuk 'merebus' korbannya itu disebut sebagai pozole. Sylvia lantas menyebutkan, cairan itu sebetulnya merupakan lye.
Namun seringkali lye disebut sebagai asam (acid), padahal sebetulnya adalah sodium hidroksida (NaOH) atau potasium hidroksida (KOH). Lye bersifat korosif dan berbahaya jika terkena kulit.
"Sesudah itu, jenazah-jenazah mereka dilarutkan dalam cairan asam agar tidak ada jejak mereka yang tertinggal," demikian pernyataan kantor jaksa negara bagian Jalisco.
Dua tersangka pembunuhan telah ditangkap. Kepolisian Meksiko masih memburu enam tersangka lainnya. (nkn/yas)











































