Seperti dilansir AFP, Kamis (12/4/2018), hal itu disampaikan Paus Fransiskus dalam surat kepada 32 Uskup di Chile yang dirilis oleh Vatikan. Dalam surat itu, Paus Fransiskus menyatakan dirinya berniat memanggil uskup-uskup itu untuk datang ke Roma guna membahas penyelidikan terhadap Uskup Juan Barros yang diduga menutup-nutupi praktik paedofil oleh pastor Fernando Karadima tahun 1980-an hingga 1990-an.
Paus Fransiskus menyatakan dirinya 'malu' dan 'sakit' atas penderitaan para korban dan berjanji akan menemui mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam surat itu, Paus Fransiskus tidak membahas Barros secara spesifik. Barros sendiri diketahui telah ditunjuk menjadi Uskup Osorno di Chile, meskipun dituding menutupi dan bahkan menyaksikan praktik pencabulan yang dilakukan pastor Karadima.
Pada Januari lalu saat berkunjung ke Chile, Paus Fransiskus bersikeras membela Barros hingga memicu kemarahan publik. Saat itu, Paus Fransiskus menyatakan keyakinannya bahwa Barros tidak bersalah dan meminta agar 'bukti' pencabulan yang ditutup-tutupi Barros ditunjukkan kepadanya.
Usai membela Barros, Paus Fransiskus meminta maaf kepada para korban dan menugaskan Uskup Agung Charles Scicluna, penyidik ternama Vatikan, ke Chile untuk mengumpulkan bukti. Usai melakukan penyelidikan, Scicluna kembali ke Vatikan pada akhir Februari lalu.
Hasil penyelidikan itu tidak diungkap ke publik. Namun disebut bahwa laporan penyelidikan setebal 2.300 halaman yang dikirimkan ke Paus Fransiskus juga termasuk testimoni dari 64 orang di New York, Amerika Serikat dan Santiago, Chile.
Usai menerima laporan penyelidikan ini, Paus Fransiskus meminta para Uskup Chile untuk datang ke Roma guna membahasnya. Paus Fransiskus meminta 'kolaborasi dan bantuan' para Uskup Chile dalam mencari langkah untuk 'memperbaiki skandal sebisa mungkin dan memulihkan keadilan'.
"Kesulitan-kesulitan yang ada juga menjadi kesempatan untuk mengembalikan kepercayaan publik pada Gereja, kepercayaan yang telah dirusak oleh kesalahan dan dosa kita," sebut Paus Fransiskus dalam suratnya.
Pastor Karadima yang merupakan pastor berpengaruh di Chile, divonis bersalah oleh Vatikan tahun 2011 karena mencabuli remaja-remaja putra dan dihukum penitensi seumur hidup. Penitensi sendiri berarti pertobatan atau keadaan menyesali dosa. Namun persidangan sipil terhadap pastor Karadima dihentikan karena kurangnya bukti.
(nvc/ita)