Politikus Partai Republik asal South Carolina, Ralph Norman mengatakan pada surat kabar The Post and Courier, dirinya mengeluarkan pistol Smith & Wesson yang terisi peluru dan menaruhnya di atas meja saat berlangsung acara "Coffee With Your Congressman" pada Jumat (6/4) waktu setempat. Itu dilakukannya untuk menyatakan bahwa senjata api hanya berbahaya jika berada di tangan yang salah.
"Saya tak akan menjadi Gabby Giffords," ujar Norman (64) mengenai mantan anggota Kongres asal Arizona yang tertembak di bagian kepala saat acara meet-and-greet di luar toko kelontong pada tahun 2011. Giffords mengalami luka parah dalam insiden itu dan setelah sembuh, dia gencar menentang kekerasan dengan senjata api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi siapapun yang menembak saya, harus menembak saya dengan tepat atau saya akan balas menembak," imbuhnya. Norman menekankan, dirinya biasa membawa senjata api jika berada di tempat publik.
"Kesehatan mental, dan lebih penting lagi, kurangnya moralitas adalah kekuatan pendorong di balik epidemi ini. Senjata api bukan masalahnya," tegasnya.
Saat ini perdebatan sengit tengah terjadi di Amerika Serikat mengenai perlunya undang-undang baru mengenai pengendalian kepemilikan senjata api, menyusul maraknya aksi penembakan brutal di negeri itu. Banyak pihak yang menentang hal tersebut karena bertentangan dengan hak-hak warga yang diatur oleh konstitusi. (ita/ita)











































