Rusia Serang Inggris di Rapat DK PBB Soal Eks Mata-mata Diracun

Rusia Serang Inggris di Rapat DK PBB Soal Eks Mata-mata Diracun

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 06 Apr 2018 17:08 WIB
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia (REUTERS/Shannon Stapleton)
New York - Otoritas Rusia melontarkan perang kata-kata terhadap Inggris dalam rapat terbaru Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Rapat ini membahas soal diracunnya eks mata-mata Rusia, Sergei Skripal, di wilayah Inggris.

Seperti dilansir AFP, Jumat (6/4/2018), rapat DK PBB digelar pekan ini atas permintaan Rusia, yang merupakan anggota tetap DK PBB. Rapat itu secara khusus membahas soal diracunnya Skripal (66) dan putrinya, Yulia (33), di Salisbury.

"Ini semacam drama yang absurd. Tidak bisakah Anda memunculkan kisah palsu yang lebih baik?" ucap Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, kepada DK PBB dalam rapat yang digelar Kamis (5/4) waktu setempat di New York, Amerika Serikat (AS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah memberitahu kolega-kolega Inggris kami bahwa 'Anda bermain dengan api dan Anda akan menyesalinya'," imbuh Nebenzia.


Terkait kasus Skripal, Inggris terang-terangan menuding Rusia bertanggung jawab. Inggris menyatakan gas saraf jenis Novichok yang membuat Skripal dan putrinya tak sadarkan diri, diciptakan pada era Uni Soviet. Rusia membantah tudingan itu. Ketegangan Inggris-Rusia berujung aksi saling mengusir diplomat. Sebagai bentuk solidaritas, puluhan negara lainnya termasuk AS juga ikut mengusir diplomat Rusia dari wilayah masing-masing.

Di hadapan DK PBB, Nebenzia menyebut 'perang propaganda' terhadap Rusia tengah dikobarkan. "Untuk mendiskreditkan dan bahkan mendelegitimasi Rusia," imbuhnya. "Ini semua menggunakan metode Dr Goebbels," sebut Nebenzia merujuk pada kepala propaganda Nazi.

Menanggapi komentar Rusia itu, Duta Besar Inggris untuk PBB, Karen Pierce, menyatakan pemerintah Inggris telah bertindak dengan mematuhi konvensi internasional. Pierce juga menyebut dirinya telah menyampaikan permintaan Rusia yang meminta akses konsuler untuk putri Skripal yang masih dirawat di Inggris.

"Saya tidak akan mendengarkan ceramah soal moralitas atau soal tanggung jawab, dari sebuah negara yang saat Dewan ini (DK PBB) berdebat, telah melakukan banyak hal untuk menghalangi penyelidikan yang benar terhadap penggunaan senjata kimia di Suriah," ujar Pierce.


"Ini menjadi upaya lain dari Rusia dalam memanfaatkan Dewan Keamanan untuk keuntungan politik. Ini bukan taktik yang pantas untuk lembaga ini," timpal Diplomat AS Kelley Currie, merujuk pada referensi Goebbels yang dilontarkan Rusia.

Dalam komentarnya, Dubes Rusia untuk PBB Nebenzia menyinggung serial televisi ternama Inggris 'Midsomer Murders' dan masterpiece literatur Rusia 'Crime and Punishment' serta membaca salinan kisah 'Alice in Wonderland' untuk membandingkan situasi diracunnya eks mata-mata Rusia. Pakar PBB di Divisi Hubungan Luar Negeri pada Dewan Eropa, Richard Gowan, menyebut langkah Rusia itu sebagai upaya pengalihan perhatian.

"Sungguh cocok bagi Rusia untuk mengubah persoalan ini menjadi sandiwara komedi. Dengan memainkan melodrama di PBB, Nebenzia sukses mengalihkan perhatian dari keseriusan kejahatan ini," sebut Gowan. "Dengan mengubahnya menjadi permainan, Rusia bertujuan menjadikan Inggris terlihat konyol. Banyak negara lainnya mungkin tidak akan membahas persoalan ini sebelum memperburuk hubungan dengan Rusia, jadi strategi Moskow mungkin bukan lelucon," imbuhnya.

(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads