Dilansir Reuters, Rabu (4/4/2018) serangan itu terjadi pada pagi hari di Tagbara yang berjarak 300 km dari ibu kota Afrika Tengah, Bangui dan turut menewaskan 22 orang di pihak militan Anti-Balaka.
Selain itu, pasukan perdamaian PBB juga menemukan 21 warga sipil yang tewas di dekat sebuah gereja di Tagbara. Namun, belum diketahui siapa yang bertanggungjawab atas kejadian itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Republik Afrika Tengah terpecah setelah sebagian besar pejuang Muslim Seleka menggulingkan presiden Francois Bozize pada 2013. Hal itu memprovokasi pembunuhan pembalasan oleh Anti-Balaka.
Misi penjaga perdamaian PBB yang berkekuatan 12.000 orang telah dikerahkan untuk memulihkan ketertiban di pedesaan dimana serangan terhadap warga sipil sering terjadi. Dewan Keamanan PBB juga menyetujui tambahan 900 pasukan pemelihara perdamaian pada bulan November 2017 untuk membantu melindungi warga sipil.
Misi tersebut telah menjadi satu yang mematikan. Lebih dari selusin pasukan penjaga perdamaian PBB tewas di sana tahun lalu. (haf/dnu)











































