Dilansir dari kentucky.com, Senin (2/4/2018), jasad Stigall sebagian besar berupa tulang saat ditemukan. Polisi menemukan identitas Stigall dan diyakini dia merupakan seorang gelandangan.
Polisi menduga tak ada yang mencurigakan dengan kematian Stigall. Bisa dipastikan dia bukan korban pembunuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayat Stigall kemudian dibawa ke ruang pendingin mayat koroner di Kentucky untuk menunggu giliran dibakar. Namun, hingga 26 tahun jasad tersebut tak kunjung dibakar.
Penemuan mayat Stigall pertama kali ditemukan oleh Melissa Neale yang baru saja menjabat sebagai Wakil Koroner di Koroner Fayatte County pada 2015 lalu. Salah satu tugas koroner di AS adalah menangani jenazah yang terkait kasus Kepolisian.
Menurut Neale, Stigall bukan satu-satunya mayat yang ditemukan di pendingin tersebut. Ada juga dua janin yang ditemukan di pemakaman Lexington pada tahun 2009, masih ada di pendingin tersebut.
"Sekarang Anda dapat meninggalkan mayat di pendingin selama 6 tahun, 26 tahun, 13 tahun, berapa pun lama yang Anda inginkan, tak ada yang peduli," tutur Neale. Neale telah mengundurkan diri pada 2017.
"Itu tidak hanya mengganggu saya, itu mengganggu banyak orang," imbuh Neale.
Tahun 2015, mayat-mayat tersebut kemudian dikuburkan. Neale menggunakan anggaran kota untuk mengubur mayat-mayat itu.
Kepala Koroner Fayatte County sebelumnya, Gary Ginn, beralasan mayat-mayat tersebut tak dikuburkan saat dia menjabat karena identitas mereka belum diketahui. Oleh karena itu dibiarkan tersimpan begitu saja. (rna/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini