Seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (31/3/2018), kedua tentara AS dan Inggris itu menjadi anggota koalisi AS pertama yang gugur atau luka-luka dalam misi di Suriah sepanjang tahun ini.
Kematian dua tentara itu pertama diumumkan oleh Koalisi Pimpinan AS di Suriah pada Jumat (30/3) waktu setempat. "Dua personel koalisi tewas dan lima orang lainnya luka-luka akibat ledakan bom rakitan di Suriah," demikian pernyataan Koalisi Pimpinan AS, tanpa menyebut asal negara tentara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat Pentagon kemudian mengkonfirmasi salah satu tentara yang tewas sebagai tentara AS. Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Inggris menyebut satu lagi tentara yang tewas di Suriah sebagai tentara Inggris.
"Individu itu meletak dengan pasukan AS dalam operasi melawan Daesh (nama Arab ISIS) ketika insiden terjadi," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris.
Insiden yang menewaskan dua tentara AS dan Inggris ini dilaporkan terjadi di dekat kota Manbij, Suriah bagian utara. Ledakan itu disebut terjadi pada Kamis (29/3) tengah malam waktu setempat. Belum ada kelompok maupun pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu.
Diketahui bahwa pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan menarik tentara AS dari Suriah dengan 'sangat segera'.
Diketahui bahwa AS menempatkan sekitar 2 ribu tentaranya di Suriah. Sejak tahun 2014, koalisi pimpin AS memberikan dukungan persenjataan, pelatihan dan dukungan bagi pasukan lokal dalam memerangi ISIS di Suriah dan Irak.
(nvc/rna)











































