Ke Pakistan 6 Tahun Setelah Ditembak Taliban, Malala Menangis

Ke Pakistan 6 Tahun Setelah Ditembak Taliban, Malala Menangis

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 29 Mar 2018 18:21 WIB
Malala menangis dalam kunjungannya ke Pakistan setelah ditembak Taliban (Foto: CNN)
Islamabad - Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai meneteskan air mata dalam kepulangannya ke negara asalnya, Pakistan, enam tahun setelah dirinya ditembak di kepala oleh para militan Taliban.

Malala Yousafzai yang kembali ke Pakistan bersama ayah dan adik laki-lakinya, bertemu dengan Perdana Menteri Shahid Khaqan Abbasi di ibu kota Islamabad, sebelum menyampaikan pidato yang disiarkan televisi nasional.


Ini merupakan kunjungan pertama Malala ke tanah airnya sejak dirinya ditembak pada akhir 2012 dan diterbangkan ke luar negeri untuk menjalani operasi guna menyelamatkan jiwanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama lima tahun terakhir saya telah mengimpikan bahwa saya dapat menginjakkan kaki di negara saya," ujarnya sembari menyeka air matanya seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (29/3/2018).


"Ini hari paling membahagiakan dalam hidup saya. Saya masih tak percaya ini terjadi," tutur perempuan berumur 20 tahun itu dalam pidatonya. Dikatakannya, jika mengikuti kemauannya, dia tak akan pernah meninggalkan Pakistan.

"Saya tak biasanya menangis... saya baru 20 tahun tapi saya telah melihat begitu banyak hal dalam hidup," ujarnya.

Sebelumnya pada tahun 2014, saat Malala berumur 17 tahun, dia telah menjadi penerima hadiah Nobel Perdamaian yang termuda atas kampanye pendidikan bagi anak-anak perempuan yang dilakukannya. Di usia mudanya, gadis Pakistan itu telah menjadi simbol global perlawanan kaum perempuan yang menghadapi penindasan.

Malala menjadi sorotan dunia internasional pada tahun 2012, ketika para pria bersenjata menghentikan dan menaiki bus yang membawanya pulang ke rumah dari sekolahnya. Dia mengalami luka parah setelah ditembak di bagian kepala. Malala pun diterbangkan ke luar negeri untuk menjalani operasi.

Kelompok militan Taliban Pakistan kemudian mengklaim mendalangi penembakan itu sebagai respons atas tulisan Malala di blog-nya untuk BBC Urdu, yang mengkampanyekan pendidikan anak-anak perempuan.

Setelah pulih usai operasinya, Malala dan keluarganya pindah ke Inggris, mendirikan yayasan Malala Fund dan mendukung kelompok-kelompok advokasi pendidikan lokal dengan fokus ke Pakistan, Nigeria, Yordania, Suriah dan Kenya. Malala kini sedang menyelesaikan kuliahnya di Universitas Oxford, Inggris. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads