Seperti dilansir Reuters, Rabu (28/3/2018), pengerahan penembak jitu itu diungkapkan Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Gadi Eizenkot, dalam wawancara dengan harian Israel, Yedioth Ahronoth. Disebutkan Eizenkot bahwa para penembak jitu itu diberi izin menembak dalam situasi darurat.
"Kami telah mengerahkan lebih dari 100 penembak jitu (sharpshooter) yang dipanggil dari seluruh unit militer, terutamanya dari pasukan khusus," ungkap Eizenkot dalam wawancara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tank Militer Israel Serang Hamas di Gaza |
Dengan mengutip alasan keamanan, militer Israel juga memberlakukan zona 'dilarang masuk' untuk para demonstran Palestina di dekat pagar perbatasan Israel dengan Gaza.
Eizenkot menegaskan bahwa militer Israel tidak akan mengizinkan 'penyusupan massal' juga menoleransi jika ada kerusakan pada pembatas perbatasan saat unjuk rasa berlangsung.
Unjuk rasa besar-besaran warga Palestina ini mulai digelar Jumat (30/3) mendatang. Aksi ini bertujuan untuk menuntut hak para pengungsi Palestina generasi pertama untuk kembali ke wilayah yang sekarang diduduki Israel. Unjuk rasa ini akan berlangsung selama enam minggu ke depan.
Diperkirakan ribuan warga Palestina di Gaza akan ikut unjuk rasa ini. Selama aksi berlangsung, para demonstran Palestina akan tinggal sementara di tenda-tenda yang didirikan di lima lokasi di sepanjang perbatasan yang rawan konflik.
Penyelenggara unjuk rasa ini menyebut aksi ini didukung sejumlah faksi Palestina, termasuk Hamas yang menguasai Gaza.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini