Menurut sumber-sumber yang dekat dengan penyelidikan insiden ini seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/3/2018), Letnan Kolonel Arnaud Beltrame ditembak dua kali dan ditikam berulang kali oleh pelaku penyanderaan di kota Trebes, yang diidentifikasi sebagai Redouane Lakdim.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb menyatakan, Beltrame menawarkan untuk menggantikan posisi seorang wanita yang disandera Lakdim saat rekan-rekannya di luar supermarket melakukan negosiasi dengan Lakdim. Ketika para polisi antiteror mendengar suara-suara tembakan, mereka pun menyerbu masuk ke dalam supermarket dan menembak mati Lakdim. Polisi kemudian menemukan Beltrame dalam kondisi luka parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut insiden yang terjadi pada Jumat (23/3) waktu setempat tersebut sebagai "serangan teroris".
Macron pun memuji keberanian Beltrame. "Dia menyelamatkan nyawa dan menghormati rekan-rekannya dan negaranya," tutur Macron.
Para pejabat pemerintah menyebut Lakdim merupakan keturunan Maroko yang memegang status kewarganegaraan Prancis. Media-media memberitakan pria berumur 26 tahun itu 'bukan nama asing' bagi badan-badan keamanan di Prancis dan masuk dalam pengawasan otoritas.
Dalam aksi penyanderaannya, Lakdim menuntut pembebasan Salah Abdeslam, tersangka yang melakukan serangan senjata dan bom di Paris pada 2015 yang menewaskan 130 orang. Dengan kematian Beltrame, maka jumlah korban tewas dalam serangan yang dilakukan Lakdim bertambah menjadi empat orang. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini