Hakim Charles Haddon-Cave mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/3/2018), Ahmed Hassan telah merakit sebuah bom rakitan "untuk membunuh sebanyak mungkin anggota publik Inggris".
"Saya puas ... bahwa kejahatan percobaan pembunuhan yang mana Anda dihukum adalah tindakan terorisme di pihak Anda dengan menggunakan bahan peledak yang bertujuan memajukan tujuan politik, agama, ideologis atau ras," ujar hakim saat pembacaan putusan dalam persidangan yang digelar di London pada Jumat (23/3) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh pengadilan, remaja putra berumur 18 tahun itu divonis penjara seumur hidup dengan minimum 34 tahun bui.
Dalam peristiwa yang terjadi pada 15 September 2017 saat jam sibuk itu, Hassan sengaja meninggalkan bom ember rakitan yang berisi obeng, pisau, mur, baut dan bahan peledak TATP yang dijuluki "Ibu Setan" di sebuah gerbong kereta, yang mengangkut 93 penumpang. Bom rakitan tersebut meledak sebagian di stasiun Parsons Green Tube di London barat.
Hakim di pengadilan kriminal pusat Old Bailey di London menyebut Hassan sebagai "orang yang berbahaya dan licik" yang telah mengecewakan negara yang menampungnya, yayasan yang telah memeliharanya dan kampus tempatnya studi.
Hakim Haddon-Cave menyebut Hassan telah mendapatkan "banyak kebaikan" sejak tiba di Inggris pada Oktober 2015, namun memiliki "pikiran-pikiran buruk" terhadap Inggris.
"Orang hanya bisa membayangkan perasaan dikhianati oleh semua orang di Barnardo's and Brooklands College yang telah Anda tipu," tutur hakim Haddon-Cave.
Hakim tersebut yakin bahwa Hassan telah berlatih dengan kelompok radikal ISIS di Irak.
Di persidangan, Hassan mengatakan bahwa dirinya tidak bermaksud melukai orang-orang. Pencari suaka asal Irak itu mengatakan bahwa dirinya "bosan dan stres" dan ingin memicu kebakaran.
"Itu menjadi seperti sebuah fantasi di kepala saya. Saya memikirkan itu," tutur Hassan. "Saya juga menonton dokumenter-dokumenter tentang buronan dan gagasan menjadi buronan ada di kepala saya," imbuhnya. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini