Prancis Cek Keterlibatan ISIS di Kasus Penyanderaan Supermarket

Prancis Cek Keterlibatan ISIS di Kasus Penyanderaan Supermarket

Jabbar Ramdhani - detikNews
Sabtu, 24 Mar 2018 03:41 WIB
Petugas polisi terlihat di depan supermarket setelah situasi penyanderaan di Trebes (Foto: REUTERS/Jean-Paul Pelissier)
Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut penembakan dan penyanderaan yang menewaskan 3 orang di selatan Prancis sebagai aksi teror. Namun pihak keamanan masih mengecek kebenaran klaim Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang ada di balik serangan ini.

"Saya ingin memberi tahu bangsa ini tentang tekad mutlak saya dalam memimpin pertarungan ini," kata Macron seperti dilansir Reuters, Sabtu (24/3/2018).

Macron meminta warga Prancis untuk tetap waspada pada ancaman teroris. Dia juga meminta warganya menunjukkan kekuatan dan perlawanan terhadap aksi teror.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Saya mendesak warga Perancis kami untuk tetap sadar akan ancaman teroris, tetapi juga harus menyadari kekuatan dan perlawanan rakyat kami yang ditunjukkan setiap kali diserang," kata Macron.

Pelaku teror ini diketahui bernama Redouane Lakdim (26). Dia telah ditembak mati petugas.

Sebanyak tiga orang tewas tertembak. Pelaku juga sempat menembaki petugas dan melakukan penyanderaan di sebuah supermarket Super U yang berada di Trebes, Prancis.


Selain itu, 16 orang lainnya terluka, termasuk dua luka serius. Awalnya, Lakdim membunuh satu orang dengan peluru di kepala saat mencuri mobil di Carcassonne, sebuah kota bertembok dengan benteng abad pertengahan yang merupakan salah satu tempat wisata utama Perancis.

Kemudian dia menembak bahu petugas polisi yang sedang joging di kota. Lalu melaju ke Trebes, sekitar 8 km (5 mil) ke timur dan melakukan penyanderaan di supermarket selama sekitar 3 jam.

Ladkim diketahui pihak berwenang sebagai penjahat kecil tetapi tidak dianggap sebagai ancaman Islam dan diyakini bertindak sendiri.




"Setiap hari kami mendeteksi fakta dan menggagalkan serangan baru. Sayangnya, yang satu ini menyerang tanpa kami sanggup melawannya," kata Menteri Dalam Negeri Gerard Collomb kepada wartawan di tempat kejadian.

"Kami telah memantau dia dan berpikir tidak ada radikalisasi," kata Collomb. "Dia dikenal karena memiliki obat-obatan. Kami tidak bisa mengatakan bahwa dia adalah seorang radikal yang akan melakukan serangan."

Polisi sedang melakukan pencarian di rumahnya, tempat dia tinggal bersama orang tua dan saudara kandungnya. (jbr/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads