Seperti dilansir Reuters, Selasa (20/3/2018), hal itu diungkapkan Pangeran Alwaleed dalam wawancara dengan Bloomberg TV yang ditayangkan Selasa (20/3) ini. Dalam wawancara itu, Pangeran Alwaleed menolak membeberkan isi kesepakatan dengan pemerintah Saudi itu.
Namun Pangeran Alwaleed menyatakan dirinya masih memegang 95 persen saham perusahaan investasi global, Kingdom Holding, miliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia hanya menambahkan bahwa proses untuk merumuskan kesepakatan rahasia itu masih berlanjut.
Pangeran Alwaleed juga menyatakan dirinya sedang dalam pembicaraan dengan otoritas Saudi soal investasi bersama dalam proyek-proyek domestik. Dia menyebut masih melakukan diskusi dengan Dana Investasi Publik (PIF) yang dipimpin Pangeran Mohammed bin Salman, terkait rencana investasi itu.
Sedangkan Kingdom Holding yang dimiliki oleh Pangeran Alwaleed, disebut tengah berupaya memecah-mecah aset senilai US$ 13 miliar dengan mendirikan sejumlah perusahaan independen. "Akan dibutuhkan cukup banyak waktu karena kami masih mengembangkan hal itu," ucapnya.
Kepada Bloomberg TV, Pangeran Alwaleed menyatakan dirinya akan terus melakukan investasi di Saudi. Dia juga mengaku tidak pernah menyimpan dendam kepada pamannya, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, juga sepupunya, putra mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.
"Semuanya seperti biasa," tegasnya.
Pangeran Alwaleed bebas dari tahanan pada 27 Januari lalu, usai 3 bulan ditahan di hotel mewah Ritz Carlton di Riyadh. Dia ditahan bersama puluhan pangeran Saudi, pejabat senior dan pengusaha Saudi lainnya, atas perintah Pangeran Mohammed bin Salman. Kebanyakan mereka yang ditahan, telah dibebaskan setelah mencapai kesepakatan finansial dengan otoritas Saudi.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini