Pengasuh Anak Dibunuh Majikan di Inggris, Jasadnya Dibakar

Pengasuh Anak Dibunuh Majikan di Inggris, Jasadnya Dibakar

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 20 Mar 2018 11:03 WIB
Ilustrasi (AFP Photo/Joshua Lott)
London - Seorang wanita muda yang menjadi pengasuh anak di Inggris disekap dan dibunuh majikannya secara keji. Jenazah pengasuh ini juga dibakar di halaman rumah majikannya.

Seperti dilaporkan media lokal Inggris, The Sun dan dilansir AFP, Selasa (20/3/2018), pengasuh anak bernama Sophie Lionnet (21) yang berasal dari Troyes, Prancis bagian timur laut ini dibiarkan kelaparan, disekap dan disiksa majikannya, Sabrina Kouider (35) dan kekasihnya Ouissem Medouni (40).

Kouider yang merupakan ibu dari dua anak ini berprofesi sebagai perancang busana. Bersama Medouni, Kouider ditangkap polisi Inggris setelah jenazah Lionnet yang hangus ditemukan di halaman rumah mereka pada 20 September 2017.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Polisi mendapat laporan dari tetangga pasangan itu di kawasan Wimbledon Park Road, soal asap tebal mencurigakan dari halaman belakang pasangan itu. Disebutkan jaksa Richard Horwell, pasangan ini berencana menyembunyikan jenazah Lionnet dengan membakarnya dan mengarang cerita soal dia menghilang.

"Tanpa kewaspadaan ini, dua terdakwa bisa lolos dengan impunitas meskipun telah melakukan pembunuhan," ucap jaksa Horwell. "Terdakwa membakar jenazah korban di halaman rumah mereka dengan harapan tidak ada satupun orang yang pernah menemukan jenazahnya," imbuhnya.

Dalam persidangan di London, terungkap bahwa Kouider kerap berteriak ke Lionnet. Bahkan Kouider menuding wanita muda itu telah mencuri liontin berlian miliknya, tanpa bukti. Dalam sejumlah catatan, Lionnet menyebut bagaimana dirinya dipanggil 'pelacur' tanpa alasan oleh majikannya.


Kouider yang mantan pacar Mark Walton yang dikenal sebagai pendiri boyband Inggris, Boyzone ini, bahkan menuding Lionnet dengan berbagai tudingan aneh. Salah satunya menuding Lionnet menjalin hubungan dengan Walton. Tudingan itu telah dinyatakan tidak benar.

"Sophie menjadi tahanan di rumah Wimbledon dan dia pasti ketakutan." sebut jaksa Horwell. "Kedua terdakwa menganiaya dan mengintimidasi Sophie dalam cara yang tidak bisa dianggap normal atau rasional," tambahnya.

Usai kematiannya, polisi menemukan rekaman mengerikan berdurasi 8 jam dari telepon genggam Lionnet. Rekaman itu berasal dari momen saat Lionnet diinterogasi oleh majikannya setelah dituding tanpa alasan. Penyebab kematian Lionnet belum diketahui pasti karena jenazahnya hangus. Namun otoritas setempat telah menemukan tanda-tanda bekas penyiksaan pada jenazahnya.

"Ada retakan pada sternum, juga pada empat tulang rusuknya, dan pada tulang rahang," ungkap jaksa Horwell. "Dia juga mengalami luka memar di lengan kiri, punggung dan dada," imbuhnya.


Lionnet diketahui pindah ke London, Inggris untuk belajar Bahasa Inggris dan akhirnya mengasuh dua anak Kouider. Tak diketahui pasti penyebab awal Kouider mulai menyiksa Lionnet. Sepupu Lionnet, Melanie, menuturkan kepada AFP bahwa Lionnet mengaku merasa lelah dan ingin pulang ke Prancis sebelum ditemukan tewas.

Persidangan kasus ini digelar pada Senin (19/3) waktu setempat. Kouider dan Medouni mengaku tak bersalah atas tuduhan membunuh Lionnet.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads