Seperti dilansir Reuters, Kamis (15/3/2018), negara bagian Oklahoma beralih ke nitrogen setelah pihaknya dan beberapa negara bagian lainnya di AS kesulitan mengakses obat-obatan yang diperlukan dalam prosedur suntik mati. Hal ini dikarenakan para produsen obat keberatan produk-produk mereka dipakai untuk eksekusi mati.
Nitrogen merupakan gas yang tidak berbau dan tidak berasa. Sekitar 78 persen udara yang dihirup manusia merupakan nitrogen. Namun jika dihirup tanpa adanya oksigen, nitrogen bisa memicu kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa negara bagian Oklahoma menghentikan sementara pelaksanaan eksekusi mati sejak tahun 2015, setelah terjadinya serangkaian insiden. Insiden yang dimaksud termasuk prosedur suntik mati yang tidak berlangsung sempurna, dengan seorang narapidana merintih kesakitan sebelum tewas dan seorang narapidana lainnya dieksekusi mati dengan obat yang tidak diizinkan oleh pemerintah negara bagian.
Jaksa Agung Oklahoma, Mike Hunter, menyatakan negara bagian ini akan menggunakan nitrogen hypoxia yang bisa memicu sesak napas, sebagai alat utama dalam eksekusi mati, begitu proses finalisasi protokol selesai dilakukan.
"Menggunakan gas inert (tidak reaktif) akan efektif, sederhana untuk disalurkan, mudah didapatkan dan tidak membutuhkan prosedur medis yang rumit," sebut Hunter dalam pernyataannya.
Sesuai aturan hukum negara bagian, jika prosedur suntik mati tidak bisa dilakukan, maka eksekusi mati harus dilakukan dengan menghirup gas nitrogen. Juru bicara kantor Jaksa Agung menolak menjawab pertanyaan soal kapan eksekusi mati akan dilanjutkan.
Direktur Eksekutif Pusat Informasi Hukuman Mati, Robert Dunham, yang memantau pelaksanaan hukuman mati di AS, mengaku tak tahu apakah nitrogen hypoxia pernah digunakan dalam eksekusi mati di dunia ini. Menurutnya, Asosiasi Dokter Hewan Amerika menganggap penggunaan gas nitrogen tak pantas untuk euthanasia pada mamalia. Seekor babi berbobot 32 kg yang menghirup nitrogen hypoxia baru mati setelah 7 menit.
"Ini adalah proses eksekusi mati yang belum diuji coba, belum pernah dicoba dan bersifat eksperimen!" tegasnya.
Dalam pernyataannya, Jaksa Agung Hunter mengutip sejumlah kajian yang menyatakan nitrogen hypoxia akan memicu kematian dalam waktu 'hanya beberapa menit'. Rencana penggunaan gas nitrogen ini berpotensi menghadapi gugatan, dengan salah satu pengacara dari 20 terpidana mati di Oklahoma meminta pembuktian secara ilmiah bahwa metode baru ini aman dan legal.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini